KedaiPena.Com – Ada beberapa alasan mengapa Indonesia ketinggalan. Salah satunya adalah korupsi.
Demikian diungkap Begawan Ekonomi Rizal Ramli dalam kuliah tamu bertema ‘Potensi Ekonomi Indonesia dalam Membangun Bangsa secara Mandiri’ di Ruang Soetandyo, Gedung C, FISIP Unair, Surabaya Jumat (6/10).
“Selain korupsi, yang membuat Indonesia tertinggal adalah kualitas sumber daya manusianya. Orang Indonesia pintar-pintar tapi kurang ulet. Mereka ini manja-manja,†sambung dia.
Indonesia juga banyak menanggung utang. Apalagi, pembangunan di Indonesia tak lepas dari model Bank Dunia yang berbau neoliberal. Kondisi ini makin parah ketika di bangku kuliah mahasiswa dicekoki dengan jargon penguatan mata uang yang bisa menopang perekonomian negara.
“Jepang saat tahun 1980-an melemahkan mata uangnya. Akibatnya, barang-barang luar negeri menjadi mahal. Penduduknya beralih ke produk dalam negeri. Pelemahan mata uang Yen ini membuat AS dan negara-negara Eropa kelimpungan,†Rizal mencontohkan.
Rizal melihat 20 persen rakyat Indonesia berada di posisi atas dan sudah makmur. 40 persen lainnya hidupnya masih pas-pasan. Sedangkan 40 persen terakhir belum menikmati hasil kemerdekaan.
“Tugas sejarah kita untuk membuat 40 persen yang paling bawah ini bisa menikmati arti kemerdekaan. Bisa punya jaminan kesehatan, bisa sekolah, punya tempat tinggal, dan sebagainya,†katanya.
Menurut pria berkacamata ini, pandangan tersebut menggunakan pendekatan historis. Sedangkan pendekatan komparatif, ia melihat Indonesia, Korea, Malaysia, Singapura, China dan negara lainnya 45 tahun lalu kondisi hampir mirip. Termasuk pendapatan maupun kondisi sosial masyarakatnya. Tapi, setelah 45 tahun kemudian, negara-negara ini lebih maju dari Indonesia.
“Kok bisa negara-negara ini terbang lebih tinggi. Ini tak lain karena mereka menjadi bangsa yang ulet,†tegasnya.
Sedangkan Indonesia saat ini seperti mobil berpresneling 1 yang susah menambah kecepatan. Jika tetap dipacu, mesin pun akan kepanasan.
Laporan: Muhammad Ibnu Abbas