KedaiPena.Com – Kalau mau bangsa Indonesia mau kokoh, rakyatnya mesti sejahtera. Demikian disampaikan begawan ekonomi Rizal Ramli.
“Kalau secara historis memang Indonesia ada kemajuan kok, gak bisa dibantah setiap tahunnya tumbuh 5%,” kata Rizal kepada KedaiPena.Com, ditulis Selasa (2/5/2020).
“Tetapi begitu kita menggunakan pendekatan komparasi dengan negara-negara Asia lainnya, kita tertinggal,” sambungnya.
Rizal pun memberikan contoh, pada 40 tahun yang lalu, semua negara di Asia miskin. Cina pendapatan perkapitanya saat itu setengah daripada Indonesia.
“Saat itu Indonesia pendapatan per kapitanya 100 dolar, namun negara-negara lain dapat berkembang dan menjadi negara maju,” jelas eks Tim Ahli Ekonomi PBB ini.
“Dalam waktu 40 tahun, Korea sudah masuk negara maju. Singapura masuk negara maju, Jepang apalagi, Cina sudah melewati kita menjadi raksasa ekonomi. Pertanyaan mengapa demikian?,” ucap Rizal.
Selanjutnya, tambah Rizal, rakyat biasa tidak mengerti pertumbuhan ekonomi per kapita. Rakyat biasa hanya mengerti kesejahteraan dia membaik atau tidak.
“Nah banyak pejabat, intelektual belum mengerti apa sih indikator kesejahteraan internasional yang bisa dibandingkan di seluruh dunia,” ucap Rizal Ramli.
Indikator tersebut bernama ‘human development index‘ atau indeks pembangunan manusia yang dapat mengukur kesejahteraan rakyat.
“Indikator ini mengukur rakyat mendapatkan kesejahteraan seperti cukup protein, punya akses air bersih, tingkat pendidikannya, dan sebagainya. Nah kalau kita lihat dari indikator kesejahteraan ini, Indonesia masih rendah sekali, nomer 73 kalau tidak salah dari 140 negara, di ASEAN sendiri kita nomor 4. Yang index pembangunan kesejahteraan rakyatnya paling tinggi Singapura, Malaysia, Thailand dan baru kita,” tambahnya.
Rizal Ramli mengatakan tidak aneh terdapat 3 juta orang Indonesia yang bekerja di Malaysia, Singapura serta Hongkong. Sebab kesejahteraan di negara tersebut lebih tinggi.
“Nah negara yang berhasil memakmurkan rakyatnya, ada rasa damai, rasa nyaman. Pemerintah yang adil tidak usah khawatir radikalisme, disintegrasi bangsa karena rakyatnya sejahtera,” tandas Rizal Ramli.
Laporan: Muhammad Lutfi