‎KedaiPena.Com – Eks Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli sempat membaca sajak ‘Sebatang Lisong’ saat mengunjungi Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jasin, Jalan Cikini Raya no 37, Jakarta, ‎ditulis Senin (29/8).‎‎
‎‎‎‎
Namun Ia menegaskan tidak menyindir Pemerintah lewat puisi itu. Rizal membaca karena punya sejarah dengan puisi itu.
“Karena memang ada sejarahnya. Saat Rendra membaca puisi Sebatang Lisong, waktu kami mahasiswa sekitar tahun 78,” sambungnya.
‎
“Ketika itu kami mahasiswa ITB membikin gerakan anti kebodohan, karena ada 8 juta anak enggak bisa sekolah. Kami prihatin ada 8 juta anak Indonesia usia SD enggak bisa ‎bisa bayar sekolah. Dan kami perjuangkan UU wajib belajar,” Rizal menjelaskan.
‎
Puisi Rendra membantu perjuangan mahasiswa dalam kampanye, demonstrasi dan sebagainya. Kita undang Rendra,‎ Sumanjaya sutradara Indonesia lulusan Rusia untuk bikin film ‘Yang Muda yang Bercinta” Film itu dibintangi Rendra dan Yati Oktavia.
“Nah akibat tekanan kalangan seniman, mahasiswa, publik opini, akhirnya setahun kemudian, Pemerintah ambil alih ide ini dan mengumumkan Undang-undang wajib belajar sehingga 8 juta anak Indonesia bisa sekolah,” Gus Romli, sapaan Rizal di kalangan Nahdliyin melanjutkan.‎
Ia kemudian menambahkan, perjuangan kemerdekaan Indonesia juga didukung oleh para seniman, sastrawan dan budayawan.‎
‎
“Para ahli puisi sehingga itu menggelorakan jiwa membuat semangat untuk merdeka itu semakin kuat, kita harus bawa semangat itu roh itu harus rangkul seniman, sastrawan, budayawan ahli film dan sebagainya untuk menggerakkan ruh bangsa kita untuk menjadi bangsa hebat di Asia dan dunia,” pungkas Rizal.
(Prw/Mam)