KedaiPena.Com – Ribuan produk makanan, minuman dan obat-obatan ilegal senilai Rp3,8 Miliar dimusnahkan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kota Medan, Selasa (23/5).
Deputi 3 Bidang Pegawasan Keamanan Bahan Berbahaya Suratmono mengatakan, ribuan produk tersebut adalah hasil pengamanan yang dilakukan sepanjang tahun 2017. Produk ilegal itu tidak saja dari luar negeri, tapi juga produk dalam negeri yang tidak terdaftar di Departemen Kesehatan, yang mengandung bahan berbahaya bila dikonsumsi.
“Misalnya obat, obat tradisional, kosmetik dan produk lainnya,” kata Suratmono.
Dia mengatakan peredaran produk makanan, minuman dan obat-obatan ilegal masih terus terjadi. Karena itu dibutuhkan penguatan kelembagaan di internal BPOM.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Sumatera Utara Nurajizah Marpaung meminta Badan POM Republik Indonesia untuk menambah anggaran kepada BPOM Medan. Hal itu untuk mendukung upaya penertiban dan pengawasan produk makanan, minuman dan obat serta kosmestik ilegal yang semakin marak di Sumatera Utara.
Nurajizah mengatakan, luas areal Sumatera Utara sangat riskan terhadap masuknya barang-barang ilegal, mulai dari Belawan, Tanjung Balai, Kuala Tanjung serta sejumlah pesisir atau pantai yang bisa dimasuki kapal barang dari luar negeri.
“Saya yakin dengan para pegawai yang melakukan pengawasan di lapangan , namun karena minimnya anggaran membuat jangkauan untuk melakukan pengawasan tidak bisa maksimal,” katanya.
Wagubsu juga yakin bahwa masih banyak produk-produk ilegal yang marak di pasaran, meski BPOM terus mengamankan hingga melakukan pemusnahan. Ironisnya lagi Wagubsu mengakui bahwa masyarakat tidak pernah memikirkan dampak dari produk yang dikonsumsi, apakah aman atau tidak.
“Tak sedikit dari masyarakat merasa bangga dengan produk impor karena merek dan asalnya, tapi apa mereka mengerti kandungan yang ada dalam produk tersebut,” ujarnya.
Terlebih lagi menjelang bulan Ramadan, peredaran produk ilegal semakin marak. Karena itu Wagubsu meminta BPOM di Kabupaten/Kota untuk melakukan pengawasan bahan makanan dan minuman khususnya gula pasir. Maraknya guna rafinasi kata Wagubsu membuat kandungan gula darah naik dalam waktu cepat.
“Untuk itu mari kita tingkatkan koordinasi antara dinas agar tidak hanya pada bulan ramadan tapi hari biasa agar pengamanan produk berbahaya bisa dicegah,” pungkasnya.
Laporan: Iam