KedaiPena.Com – Era Digital saat ini berlangsung dan bergerak sedemikian cepatnya menuju titik-titik capaian baru yang tak pernah terjadi sebelumnya. Banyak perubahan dasyat yang berlangsung di tengah masyarakat yang diakibatkannya. Bahkan tak sedikit hal di masyarakat yang justru tercabut dari akarnya (disrupsi).
Sehingga Generasi Z saat ini, yang juga hidup berdampingan dengan generasi di atas dan di bawahnya, harus benar-benar memahami tantangan, ancaman dan peluang yang disediakan jaman ini dengan sebaik-baiknya. Seraya menyiapkan diri dan mengaktivasi secara aktual potensi-potensi kualitas unggul dan otentik yang terdapat di dalam dirinya.
Itulah inti pesan yang mencuat kepada Generasi Z yang disampaikan Direktur Eksekutif Jaringan Anak Nasional (JARANAN) saat “Seminar Membentuk Karakter Kepemimpinan Remaja di Era Revolusi Industri 4.0”, di Aula SMKN 50 Jaktim, pada akhir pekan (8/11/2019). Ia membawakan materi berjudul “Mempersiapkan Generasi Z yang Berkualitas di Era Digital untuk Memimpin Masa Depan”.
Kegiatan itu merupakan kerjasama Unit Bimbingan Konseling SMKN 50 Jaktim, Pusat Informasi dan Konseling Remaja KAWAT (Kreatif, Aktif, Waspada, Antusias, dan Tanggungjawab) SMKN 50 Jaktim, dan Sudin Kesehatan Jakarta Timur.
Acara diawali sambutan Kepala Sekolah SMKN 50, Dra Trisnawati. Kepada peserta didiknya, Trisnawati bercerita pengalamannya puluhan tahun lalu sebagai gadis belia yang tak tahu apa-apa dari sebuah sudut kampung di Banten sana, yang memutuskan berangkat ke Jakarta untuk kuliah.
Ia tak pernah menduga nun di kemudian hari dirinya akhirnya menjadi Kepala Sekolah. Diyakininya itu berkat hubungan harmonisnya dengan orangtua dan orang-orang terdekat dalam kehidupannya yang senantiasa memanjatkan doa terbaik untuk dirinya.
“Kalian sebagai Generasi Z yang hidup di era Revolusi 4.0 yang penuh tantangan ini, janganlah sekali-kali abai pada hubungan yang harmonis dengan orangtua, guru, dan para sahabat. Sebab dari mereka lah restu dan doa-doa terbaik dipanjatkan untuk kalian. Yang nantinya akan berbuah pada kemudahan-kemudahan langkah kalian mengarungi beragam tantangan kehidupan ke depan,” nasehatnya.
Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0
Di hadapan Generasi Z yang memenuhi ruang aula SMKN 50 Jaktim, Nanang Djamaludin memaparkan tentang perkembangan revolusi industri, cirinya beserta perubahan-perubahan besar yang mengiringinya masyarakat. Dari era revolusi industri gelombang pertama pada abad ke 18, hingga gelombang keempat saat ini yang dikenal dengan istilah revolusi Industri 4.0.
Revolusi industri empat gelombang itu, menurutnya, merupakan bagian tak terpisahkan dari paradigma dan sejarah perkembangan praktik dan tradisi pengakumulasian modal para pemilik modal (kapitalisme).
“Revolusi Industri 4.0 yang berlangsung saat ini menggabungkan teknologi siber dan teknologi otomatisasi. Pada penerapannya, teknologi mutahir itu menjadi andalan industri dalam mengakumulasi modal seraya menggusur tenaga kerja manusia, Dan sejauh ini cuma para pemodal raksasa atau para kapitalis pemilik teknologi tersebut” ujarnya.
Adapun inovasi teknologi yang menopang Revolusi Industti 4.0 diantaranya adalah internet of things, big data, argumented reality, cyber security, artificial intelligence, additive manufacturing, simulation, integrated system, dan cloud computing, rekayasa genetika dan lain-lain.
“Di luar model Revolusi Industri 4.0 yang dicetuskan para ilmuwan sejak 2011, sebenarnya ada model lain yang dikembangkan pemerintahan Jepang, yakni Society 5.0, yang kabarnya diorientasikan agar perkembangan pesat teknologi digital justru bisa lebih memanusiakan manusia,” katanya.
Ia belum tahu alasan mengapa kemudian pemerintah Indonesia lebih memilih model Revolusi Industri 4.0 ketimbang Society 5.0. Bahkan sejak tahun 2018 pemerintah telah membuat Roadmap Making Indonesia 4.0.
Pada peta jalan itu terdapat lima sektor
industri manufaktur yang diprioritaskan pemerintah mengawali implementasi Revolusi Industri 4.0 menuju kehendak menjadikan Indonesia masuk sebagai 10 negara terkuat secara ekonomi pada 2030. Kelima sektor itu adalah industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, automotif, elektronik, dan kimia.
Pada bagian lain ia mengingatkan kepada para Generasi Z untuk terus menerus menempa karakter positif dan unggul di dalam diri guna menghadapi tantangan dasyat dan peluang yang disediakan era digital ini, sekaligus sebagai bekal dasar memenangkan kehidupan di masa depan.
Caranya dengan senantiasa tanpa jemu mengakses dan mengupdate informasi dan pengetahuan yang benar secara kritis, yang dari situ akan memunculkan pikiran-pikiran positif menuju tindakan-tindakan positif.
Dari tindakan tindakan positif itu melahirkan kebiasaan-kebiasaan positif. Dan dari kebiasaan-kebiasaan positif itu akan membentuk karkter yang positif. Dan karakter positif itu yang akan menjadi kunci kesuksesan atau nasib baik di masa depan.
“Sebagai Generasi Z yang hadir di tengah kancah Revolusi 4.0, kalian sesungguhnya generasi ampibi paling awal yang hidup di dua alam. Yakni alam nyata dan alam siber, dimana informasi dan pengetahuan di kedua alam itu saat ini begitu melimpah-ruah di hadapan kalian. Konsumsilah tanpa jemu pengetahuan yang benar, yang bergizi, yang sesuai passion kalian dengan sikap kritis,” imbau penggagas Klub Literasi Progresif (KLiP) itu.
Di bagian akhir Nanang mendorong para Generasi Z untuk menguasai sikap, keterampilan atau kecakapan yang amat berguna di era digital yang disruptif ini. Diantaranya daya tahan yang liat untuk mengapdate dan memverifikasi pengetahuan yang mengandung mutu kebenaran terbaik, keterampikan berpikir logis dan kritis, kecakapan bertransformasi, kecakapan berkreativitas, kecakapan berkolaborasi, dan keterampilan analisis data.
Seminar itu juga dimeriahkan pemberian hadiah buku-buku menarik untuk peserta Generasi Z dari Taman Literasi Jaringan Anak Nusantara (Tali Jaranan). Hadiah diberikan oleh pimpinan Unit Bimbingan dan Konseling SMKN 50 Jaktim, Dra Siti Salamah.
Laporan: Muhammad Lutfi