KedaiPena.Com-Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR memandang pernyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang menganjurkan untuk memakan sagu jika harga beras mahal sangat tidak tepat. Pasalnya, saat ini sebagian besar petani di Indonesia memilih untuk menanam padi.
“Jika beras mahal, maka beralih ke sagu saya rasa tidak tepat karena sebagian besar petani kita adalah petani pangan yaitu petani padi yang mencapai 14,2 juta, ini harus kita lindungi agar mereka tetap produksi. Harga beras harus dijaga tetap stabil dengan catatan petani kita harus tetap untung,” kata Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan kepada wartawan, Senin,(10/10/2022).
Daniel Johan mengungkapkan, beras merupakan makanan pokok rakyat Indonesia sehingga tidak mudah untuk beralih ke jenis bahan lain. Daniel Johan menekankan, bahwa rakyat Indonesia terbiasa untuk memakan nasi setiap harinya.
“Rakyat Indonesia walaupun sudah makan tetapi kalau belum makan nasi berasa belum makan. Ga gampang beralih ke jenis makanan lain. sagu sebagai diversifikasi pangan selain berasa memang harus didorong, tidak hanya sagu ada juga sorgum, jagung, singkong, banyak sumber pangan selain beras,” beber Daniel Johan.
Namun Demikian, Daniel Johan mengusulkan, Mentan SYL untuk memulai budaya memakan dan mengkonsumsi sagu dari Kementerianya terlebih dahulu. Ia menuturkan, hal itu akan bisa menjadi teladan rakyat.
“Kalau Pak Menteri mau beralih ke sagu silakan, bisa dicoba untuk dimulai dari seluruh jajaran kementerian Pertanian untuk konsumsi sagu sebagai pengganti beras. Kementerian pertanian memulai lebih dahulu menjadi teladan bagi rakyat,” ungkap Daniel Johan.
Wasekjen Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB ini tak mempermasalahkan kenaikan harga beras jika memang masih dalam taraf yang wajar. Ia mengatakan, dengan membeli beras tersebut akan mengapresiasi para petani padi.
“Terkait harga beras naik semalam masih dalam harga wajar tidak masalah itu menandakan bahwa ada apresiasi kita kepada petani yang susah payah produksi. Jangan kita enak saja kalau harga produksi petani murah kita senang, petani kita menangis kalau harga gabah murah, tidak sebanding dengan biaya produksinya,” pungkas Daniel Johan.
Laporan: Tim Kedai Pena