KedaiPena.Com – Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtarudin mendukung langkah pemerintah Indonesia yang berniat melakukan pertambangan lithium di negara Zimbabwe.
Mengingat, politisi Dapil Kalimantan Tengah ini bilang komoditas tersebut cukup strategis nilainya sebagai salah satu bahan baku baterai listrik.
Apalagi, kata Mukhtarudin kendaraan listrik kini sedang menjadi fokus Pemerintah di tengah upaya transisi energi dan memerlukan kerja sama untuk pengembangannya.
“Komisi VII DPR tentu dukung pertambangan lithium, karena ini merupakan komponen kunci dalam baterai kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi,” kata dia, Senin (2/9/2024).
Baca Juga: Paus Bakal ke Indonesia, Ribuan TNI-Polri Gelar Apel
Wakil Ketua Fraksi Golkar DPR RI ini pun terus mendorong pemerintah untuk fokus terhadap hilirisasi di tanah air.
“Karena industri hilirisasi ini menciptakan banyak kesempatan kerja, nilai tambah, transfer teknologi, pendidikan, dan banyak hal lain yang bisa didapatkan dari hilirisasi,” pungkas Mukhtarudin.
Sekedar informasi, Presiden Jokowi mengatakan Indonesia saat ini sedang menjajaki kerja sama dalam penambangan lithium di Zimbabwe.
Kepala Negara ini juga telah menugaskan secara khusus Menteri ESDM Bahlil Lahadalia untuk merampungkan penandatanganan nota kesepahaman soal proyek tersebut.
Baca Juga:Rekomendasi IESR untuk SNDC: Ambisius, Adil, Kredibel, dan Transparan
Indonesia sendiri memiliki strategi hilirisasi mineral dan bercita-cita menjadi hub hilirisasi baterai dan kendaraan listrik.
“Saya akan menugaskan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia untuk mempercepat finalisasi nota kesepahaman terkait hal tersebut,” ujar Jokowi dalam keterangan, Senin, 2 September 2024.
Terkait kerja sama ekonomi dengan Zimbabwe, Jokowi menekankan pentingnya perjanjian perdagangan preferensial (preferential trade agreement/PFA) untuk memperkuat sektor perdagangan antara Indonesia dan Zimbabwe.
“Indonesia juga ingin bekerjasama di bidang farmasi. Dukungan Pemerintah Zimbabwe sangat dihargai,” ujar Jokowi.
Laporan: Muhammad Rafik