KedaiPena.Com – Barisan Rakyat Indonesia Kawal Demokrasi (Barikade98) mengibaratkan, sikap Kelompok Kerja Pendukung Jokowi (KKPJ) yang mengkritik kerja kabinet Indonesia Maju selayaknya pagar memakan tanaman.
Pasalnya, ketika elit pimpinanya sudah diangkat sebagai Komisaris BUMN namun tetap saja melanggar profesionalitas kerja lantaran turut berpolitik praktis.
Demikian disampaikan Ketua DPN Barikade 98, Hengki Irawan merespon sikap KKPJ yang mengaku perwakilan dari Projo, Seknas Jokowi, Bara-JP, Kapt, Almisbat, RPJB, Duta Jokowi, RKIH hingga Joman.
“Mereka Itu ibarat pagar makan tanaman. Elite pimpinannya sudah diangkat sebagai Komisaris tetapi melanggar profesionalitas kerja sebagai komisaris anak dan cucu BUMN dengan turut berpolitik praktis,” ungkap Hengki begitu ia disapa saat dikonfirmasi, Rabu, (10/9/2021).
KKPJ menembak dua menteri kabinet Indonesia Maju yang katanya membonceng program penanggulangan Pandemik Covid- 19. Namun demikian, kata Hengki, apa yang disampaikan KKPJ hanya berdasarkan berita sumir yang tiada berdasar fakta dan data sebenarnya.
“Dua pembantu presiden yang paling menonjol kinerjanya dalam misi penanggulangan pandemik Covid 19 yakni Menteri BUMN Erick Thohir (ET) dan Menko MarVes Luhut Binsar Panjaitan (LBP),” tegas dia.
Hengki menambahkan , jika orkestrasi program kebijakan penanggulangan Covid 19 di pemerintah, swasta dan masyarakat banyak dilaksanakan langsung secara marathon oleh keduanya dengan baik.
“Gelora semangat gotong royong kolaboratif antar Kementerian Lembaga serta ajakan dan himbauan merangkul pihak swasta dan masyarakat luas dilakukan secara terus menerus bekerja 24 jam, mensukseskan prokes dan vaksinasi nasional, ” tutur Hengki.
Hengki mengaku heran disaat, Indonesia tercatat sebagai negara yang disemua provinsi nya berada di level 1 hasil penilaian WHO kedua menterinya malah dituduh. Indonesia juga tercatat total suntikannya sudah 148 juta dosis, ranking ke-6 dunia malah dua Menterinya dituduh bermain.
Padahal Indonesia, kata Hengki, juga sudah melampaui 2 juta suntikan per hari, di bulan November ini sebanyak 94 juta orang Indonesia sudah divaksinasi COVID-19 dosis pertama.
Hal tersebut menjadikan Indonesia berada di peringkat ke-5 dunia dengan jumlah masyarakat yang divaksinasi terbanyak.
“Sedang serius berjibaku menanggulangi Covid 19 malah dituduh bermain dalam bisnis PCR melalui GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium) Laboratorium klinik yang membantu program percepatan dan pemantauan serta tracing Covid 19 melalui Rapid Test dan PCR test yang sangat diperlukan negara, tidak hanya Indonesia, semua negara memerlukan alat bantu pemeriksaan laboratorium pendeteksi virus, untuk mengidentifikasi warga negara yang terpapar virus dan yang tidak,” ungkap dia.
Hengki menegaskan, jika Pilpres 2024 masih jauh. Namun, ia menyayangkan, suasana dan insinuasi politicking isu sudah ramai di media sosial dan media online.
“Kita jadi ingat pelajaran dari Pilpres 2014 dan 2019 dimana kapitalisasi isu negatif, isu agama, membangun informasi tendensius dan misleading menyesatkan sengaja dibuat, disebarkan sebagai berita bohong hoax yang kita baca dan saksikan sendiri bertebaran secara sistematis terstruktur dan masif,” tegas Hengki.
Hengki menegaskan, semustinya jika memang dukungan terhadap Presiden Jokowi memang ideologis, maka tidak akan mudah mengikuti jejak kotor para mafia pemain rent seeker politik ekonomi.
“Yang menggunakan segala cara untuk mempertahankan kemapanannya, mempertahankan status quo pesta pora menggarong uang rakyat melalui skema mempengaruhi dan mengarahkan proyek atas nama pembangunan negara,” papar Hengki.
Hengki mengingatkan, jika para relawan telah bersepakat mengawal Jokowi sampai beliau selesai menjalankan tugasnya sebagai Presiden di periode ke dua.
“Periode terakhir masa kepemimpinan presiden yang diatur UU. Dan kalau Saya juga akan siap mengawal Jokowi dan mengawal kepada siapa tongkat estafet kepemimpinan akan diisyaratkan Joko Widodo kepada penerusnya. Ingat perubahan, revolusi Indonesia Belum selesai,” pungkas Hengki.
Laporan: Muhammad Hafidh