KedaiPena.Com – Anggota Komisi XI DPR RI Ahmad Najib Qodratullah mengaku, belum melihat adanya perbaikan dalam penanganan dan dampak virus Corona baik dari sisi kesehatan hingga ekonomi.
Hal tersebut disampaikan oleh Najib saat menyampaikan harapanya atas perkiraan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebut anggaran program penanganan Corona dan PEN memerlukan biaya sebesar Rp905, 1 triliun.
“Mulai dari masih rendahnya tingkat tes Covid sampai upaya pencegahan yang masih tidak maksimal. Pemerintah juga belum memprioritaskan masyarakat ekonomi kecil (usaha mikro) hari ini kebijakan lebih banyak digelontorkan ke menengah keatas,” ungkap Najib, Kamis, (25/6/2020).
Najib pun sedianya enggan mempermasalahkan, kenaikan anggaran program penanganan Corona dan PEN asal memang bertujuan untuk menyelamatkan rakyat.
“Berapa pun besarnya sepanjang dalam rangka menangani dan menyelematkan rakyat tidak ada masalah. Tapi harus kita tetap kawal apakah betulkan anggaran tersebut bisa tepat sasaran dan memberikan implikasi yang positif dalam mengentaskan wabah Covid,” papar Najib.
Najib memastikan, DPR akan terus mengawal implementasi program dari kucuran anggaran penanganan Corona dan PEN yang sudah mengalami kenaikan tiga kali beturut-turut ini.
“DPR hari ini tidak dalam kapasitas memberikan persetujuan lagi seperti pada situasi normal. Namun kita masih memiliki fungsi pengawasan dalam hal ini mengawasi realisasi dari anggaran,” pungkas Najib.
Diketahui, dana penanganan penyebaran virus corona hanya mengalokasikan sebesar Rp405,1 triliun, lalu naik menjadi Rp677 triliun, dan dinaikkan lagi menjadi Rp695,2 triliun.
Dana Rp695,2 triliun itu akan diberikan untuk seluruh sektor yang terdampak penyebaran virus corona.
Pemerintah akan menggunakannya untuk sektor kesehatan sebesar Rp87,5 triliun, perlindungan sosial Rp203,9 triliun.
Belum lagi untuk insentif usaha Rp120,61 trililun, UMKM Rp123,46 triliun, pembiayaan korporasi Rp53,57 triliun, dan kementerian/lembaga serta pemerintah daerah Rp106,11 triliun.
Laporan: Muhammad Hafidh