KedaiPena.Com- Fenomena yang terjadi di era pandemi Corona dapat dinilai sebagai reformasi teknologi informasi. Ada perubahan yakni kepada subtansi bisnis dan aktivitas.
“Yang berubah adalah subtansi bisnis dan subtansi aktivitas selama ini berubah menjadi tanpa batas, tanpa fisik kemudian tanpa tatap muka dan menempatkan konsumen atau user dalam hal ini siapapun menjadi sumber berita bisa berpartisipasi dalam memberitakan,” ucap Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko di Bursa Efek Indonesia (BEI) , Fithri Hadi, Rabu, (16/9/2020).
Selanjutnya, ia mengatakan dampak dari internet semua dapat dengan praktis terhubung satu dengan yang lainnya menjadi tempat saling sharing serta memiliki nilai lebih pada sisi interaktivitasnya
“Kalau kita berbicara dalam konteks sosial media saya sepakat bahwa bagaimana sosial media memiliki nilai lebih dari sisi interaktiviti nya, kalau selama ini dengan media mainstream hanya mendengarkan sekarang mereka bisa menjadi sumber berita dan bisa saling sharing, bahkan mereka bisa mengomentari pendapat dari yang lainnya,” tambahnya.
Selain itu, Fithria menuturkan, pada bisnis pasar modal sudah banyak grup media sosial yang di gunakan para investor untuk memberikan masukan kepada investor lainnya.
“Kalau refleksi di bisnis pasar modal hampir mirip yang terjadi, sebelumnya sumber pemberitaan dari media mainstream, dari analis-analis perusahaan sekuritas. Fenomena yang terjadi sudah banyak grup-grup media sosial dimana para investor saling memberikan masukan kepada investor lainnya,” tuturnya
Menurutnya, fenomena tersebut sangat menarik, jika sebelumnya para investor hanya mendaptkan dari konsumsi pribadinya sendiri, namun saat ini mereka dapat sharing dan memberikan masukan kepada teman-teman nya atau ke groupnya.
“Dan kita sudah cermati dengan riset kecil bahwa banyak sekali WA group, Telegram group, twitter, facebook menjadi central-central komunitas baru investor di pasar modal Indonesia,” katanya
Ia pun menjelaskan, hal tersebut tidak berbeda jauh dengan bisnis lainnya, seperti bisnis ritel atau e-commerce bagaimana pedagang-pedagang besar yang harus berhadapan dengan pedagang online yang mungkin lokasinya bisa dari mana saja.
“Jadi muncul fenomena baru di dunia ritel atau e-commerce terjadi fenomena disintermediasi, dimana produsen bisa menjual langsung ke konsumen atau toko-toko online bisa langsung menjangkau konsumen tidak pada sebelumnya setiap barang memiliki distribusi chanel yang pasti dan sekarang distribusi chanel tersebut perlahan berubah serta prantara perlahan menghilang,” jelasnya
Tidak hanya itu, Fithria juga mengatakan bagaimana caranya untuk mengantisipasi terutama pada internet agar dapat merubah paradigma banyak hal dengan tanpa batas.
“Yang menarik kajian yang di lakukan oleh bank dunia muncul banyak inovasi baru dan tidak heran setiap orang bisa memunculkan setaraf-setaraf yang bisa menggeser pelan-pelan dari perusahaan lama yang sudah eksis di sektor masing-masing,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi