KedaiPena.Com – Mundurnya rencana reshuffle kabinet Joko Widodo-Ma’ruf Amin yang diperkirakan dalam minggu lalu bukan tanpa sebab.
Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas mengatakan, tertundanya pengumuman reshuffle jangan sampai karena kuatnya tekanan partai politik pendukung terhadap Jokowi.
Sebagaimana diinformasikan oleh kalangan istana bahwa akan ada reshuffle, ditambah perlunya segera mengangkat menteri baru setelah dibentuknya Kementerian Investasi dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek.
“Sepertinya ada tekanan kepada Jokowi yang membuat pertimbangan dan keputusan yang perlu sangat cermat dan matang sehingga tidak mengecewakan partai pendukung ataupun pihak-pihak yang terlibat mendukung kemenangan Jokowi-Amin,” kata Fernando kepada Kedai Pena, ditulis Rabu (28/4/2021).
Sebaiknya, lanjut dia, Jokowi pada reshuflle kali ini mengedepankan prinsip ‘the right man on the right place‘. Pilih menteri yang sesuai dengan kemampuan.
“Jangan sampai mau tersandera oleh kepentingan partai politik yang hanya mengedepankan bagi-bagi kekuasaan tanpa menempatkan kadernya yang memang memiliki kapasitas untuk jabatan yang ditempati,” sambung dia.
Menteri yang salah posisi, Fernando menambahkan, tidak hanya merugikan pemerintahan Jokowi karena tidak dapat memberikan kinerja yang baik. Tetapi juga merugikan masyarakat karena kinerjanya tidak dapat dinikmati secara maksimal oleh masyarakat melalui program nyata.
“Sisa masa jabatan Jokowi yang hanya sekitar tiga tahun harus dimaksimalkan oleh Jokowi untuk memberikan yang terbaik bagi negara dan masyarakat. Jokowi jangan takut ditinggalkan oleh partai koalisi karena tidak tunduk pada kepentingan partai pendukung pemerintahan,” papar Fernando.
Jokowi, akan dibela masyarakat kalau sampai dimusuhi partai pengusung karena untuk memberikan yang terbaik dalam memerintah.
Apalagi, paling lama satu tahun lagi, jelas Fernando, dengan sendirinya para parpol akan meninggalkan Jokowi untuk kepentingan membangun koalisi baru guna menghadapi pilpres 2024.
“Segera isi posisi menteri yang strategis dari kalangan non partai politik sehingga akan lebih banyak lagi yang dikenang dari pemerintahan Jokowi,” beber akademisi Untag Jakarta ini.
Laporan: Muhammad Hafidh