KedaiPena.com – Pergantian menteri di ujung masa pemerintahan dinilai lebih banyak menimbulkan ketidakpastian dibandingkan memberikan dampak positif.
Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Jose Rizal Damuri tidak melihat adanya urgensi dari pergantian menteri kali ini.
Malahan, pergantian menteri di ujung masa pemerintahan dinilai akan menimbulkan ketidakpastian.
“Ini takutnya malah hanya menambah kompleksitas yang terjadi pada saat ini,” kata Jose Rizal kepada redaksi, Senin, (19/8/2024).
Ia menjelaskan kompleksitas yang dimaksud adalah kerap tidak kompaknya para menteri dalam membuat peraturan.
Misalnya, polemik Peraturan Menteri Perdagangan tentang impor yang membuat sejumlah menteri saling menuding.
Karena hal tersebut, Jose menilai pergantian menteri kali ini justru akan lebih berdampak buruk terhadap keyakinan investor.
Dalam masa jabatan yang singkat, dia yakin menteri tersebut tidak bisa berbuat banyak.
“Yang ada malah mungkin pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan terjadi karena tidak adanya kepastian,” ujarnya.
Ia menyatakan para menteri bisa saja membuat sebuah peraturan yang positif buat perekonomian tapi peraturan itu tak akan berdampak positif.
“Masa jabatan yang mereka emban hanya sebentar dan ada kemungkinan aturan itu akan dirombak. Regulasi yang mereka keluarkan mungkin positif mendorong perekonomian, tapi tidak akan terlalu positif,” tandasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo baru saja me-reshuffle sejumlah menteri dalam kabinetnya. Reshuffle ini dilakukan ketika masa jabatan Jokowi akan berakhir pada 20 Oktober 2024.
Menteri sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia ditunjuk menjadi Menteri ESDM menggantikan Arifin Tasrif.
Selanjutnya Jokowi mengangkat Rosan Roeslani menjadi Menteri Investasi/Kepala BKPM menggantikan Bahlil.
Selain itu, Jokowi juga me-reshuffle Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dan mengangkat Supratman Andi Atgas.
Laporan: Ranny Supusepa