KedaiPena.Com – Pekan ini muncul wacana baru tentang perlu atau tidak dilakukan reshuffle terhadap Airlangga Hartarto. Yang bersangkutan memang menjabat ganda, menteri perindustrian dan ketua umum Golkar.
Menanggapi hal tersebut Pengamat Politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengatakan ada kemungkinan terkait dilakukan atau tidak reshuffle terhadap Airlangga oleh Presiden Jokowi.
Emrus pun menegaskan Airlangga tidak perlu direshuffle lantaran masa kerja kabinet Jokowi tinggal kurang dari dua tahun. Bila kementerian perindustrian dipimpin menteri baru, maka akan membutuhkan waktu setidaknya 6 bulan untuk penyesuaian.
“Kembali memahami isi “perut”, mempelajari dan mengendalikan budaya kerja di kementerian perindustrian,” imbuh dia dalam keterangan kepada KedaiPena.Com, Sabtu (30/12/2017).
Kendati demikian, Emrus menjelaskan, memang ada anggapan bahwa bila Airlangga tidak direshuffle, seolah tejadi ketidakkonsistensian presiden bahwa menteri tidak boleh rangkap jabatan di partai. Wiranto sendiri pun, misalnya, melepaskan posisi Ketum Hanura setelah menjadi Menkopolhukam.
“Menurut hemat saya, ketidakkonsistenan seorang pemimpin atau presiden bukan terletak pada level taktis atau teknis, seperti direshuffle atau tidaknya seorang menteri, tetapi konsistensi terletak pada garis filosofis dan ideologi sebagai pijakan kebijakan dan program yang dijalankan,” imbuh dia.
“Sebab, presiden itu pemimpin yang mengedepankan kepentingan bangsa dan negara yang lebih luas yang tidak boleh terjebak pada rana taktis dan teknis,” pungkas Emrus.
Laporan: Muhammad Hafidh