KedaiPena.Com – Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Kamrussamad meminta agar pemerintah
dapat jujur dan tidak malu untuk mengoreksi target pertumbuhan ekonomi akibat ancaman dari resesi global saat ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Kamrussamad saat menanggapi situasi dan kondisi ekonomi Indonesia yang saat ini sudah tidak bisa menghindar dari resesi ekonomi lantaran adanya wabah virus corona.
“Termasuk penundaan sejumlah proyek jangka panjang antara lain pemindahan IKN, pembangunan infrastruktur pusat destinasi wisata prioritas karena wisatawan mancanegara jelas mengalami penurunan drastis karena Covid-19 yang tidak bisa prediksi sampai kapan berlangsung,” kata dia kepada wartawan, Sabtu, (29/2/2020).
Tidak hanya itu, kata dia, ancanman resesi global sebaiknya dipersiapkan pemerintah dengan merancang penguatan ekonomi domestik untuk menghadapi pelemahan ekonomi global.
“Dengan mempercepat realisasi Kartu Prakerja, penambahan nilai untuk Kartu Sembako, insentif sektor pariwisata hingga sektor perumahan dengan nilai anggaran mendekati Rp10 triliun,” papar dia.
Koordinator Presidium Kahmi periode 2017-2023 ini juga meminta agar pemerintah dapat mendorong gerakan penghematan nasional dengan fokus pelarangan perjalanan keluar negeri bagi pejabat.
“Karena perekonomian global diprediksi akan tumbuh paling lambat tahun ini sejak era Resesi Besar 2009. Penghambat terbesar pertumbuhan ekonomi global awal tahun 2020 ini disebabkan wabah virus korona, yang melemahkan perekonomian Tiongkok,” kata dia.
Selain itu, lanjut dia, efek perang dagang AS-Tiongkok di akhir tahun 2019, ketidakpastian politik, dan pelemahan ekonomi di Jepang dan sejumlah negara Amerika Selatan juga semakin membebani ekonomi dunia.
“Dampak pertumbuhan ekonomi riil sudah dirasakan di berbagai negara di Amerika, Asia, dan Eropa. Jepang yang bersikap hati-hati sejak awal atas kemunculan korona tak dapat menghindari dampak ekonomi yang ditimbulkan,” ungkap dia.
Dia menerangkan hancurnya bursa dan pergerakan saham di Jepang mengalami kemerosotan tajam akibat reaksi negatif pasar Asia terhadap dunia juga menjadi tanda dalam ketidakpastian ekonomi dunia.
“Sementara Covid-19 di Indonesia, indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan sesi pertama Jumat (28/2/20) ditutup anjlok 4,04% menjadi di level 5.311. Bahkan, indeks sempat menyentuh level terendah di 5.288 hari ini, atau turun hingga 4,46%,” ungkap dia.
Dia melanjutkan Bank Dunia maupun International Monetary Fund (IMF) pesimis dan mengkoreksi perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia 2020 menjadi 3,3 persen dari sebelumnya 3,4 persen.
“Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 di angka 5,1 persen. Proyeksi tersebut dikeluarkan Bank Dunia dalam laporan Global Economic Prospects: Slow Growth, Policy Challenges,” tutur dia.
Dia menambahkan tanda-tanda resesi global sudah sangat nyata. Bank Sentral AS the Fed dan Bank Sentral Eropa (ECB) mulai menurunkan suku bunga dan memberikan kelonggaran moneter untuk melawan bahaya resesi.
“Bahkan ECB juga minta kepada negara anggota Uni Eropa agar memberlakukan kebijakan fiskal untuk memberi stimulus dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” tegas politikus Gerindra ini.
Laporan: Muhammad Lutfi