KedaiPena.com – Ketua Umum REPDEM, Wanto Sugito menyatakan bahwa REPDEM sebagai underbow PDI Perjuangan yang selalu konsisten turun ke bawah mendukung Jokowi sangat geram dengan manuver elit relawan yang menempel ring kekuasaan tetapi menjadi benalu bagi Presiden Jokowi.
“PDI Perjuangan sebagai pengusung utama Presiden Jokowi dan berjuang sejak wali kota, gubernur hingga dua kali masa jabatan Jokowi, sangat menyayangkan acara Nusantara Bersatu. Kepemimpinan Jokowi yang sangat top di dunia melalui Presidensi G20, tiba-tiba turun hanya menjadi presiden relawan,” kata Wanto, melalui keterangan tertulis, Minggu (27/11/2022).
Ia mempertanyakan inisiator acara Nusantara Bersatu yang dinilai tidak sensitif dengan kondisi bangsa yang saat ini termasuk masih sedang berduka dengan bencana gempa Cianjur.
“Cianjur butuh relawan dalam pengertian yang sebenarnya, untuk tugas-tugas kemanusian. Bukan relawan untuk presiden yang sedang menjabat. Apalagi berdasarkan pantauan di sosmed, lebih banyak yang mengkritisi agenda tersebut. Belum lagi dampak kemacetan yang ditimbulkan,” ucapnya.
Wanto menyayangkan citra bagus dari kesuksesan presidensi Indonesia di G20 karena prestasi dan kinerja Jokowi , jadi terdowngrade.
“Sebaiknya kita fokus bagaimana menghadapi tantangan 2023 yang disebut Jokowi menghadapi situasi resesi di berbagai negara. Fokus bersama kita seharusnya tentang hal itu,” ucapnya.
Menurut REPDEM, PDI Perjuangan saja sangat taat asas dan patuh saat disebutkan bahwa Gelora Bung Karno tidak bisa dipergunakan untuk perhelatan HUT Partai. Akhirnya rencana menggelar HUT Partai tersebut akan dilaksanakan di Kemayoran.
“Jadi kami sungguh menyesalkan agenda hari ini. Jokowi menghargai relawan dan bersedia hadir tapi seharusnya inisiator Nusantara Bersatu melihat momentum dan kepantasan mengadakan acara tersebut,” kata Wanto.
Dan menutup pernyataannya, Wanto juga menegaskan bahwa PDI Perjuangan akan terus menjadi benteng bagi Presiden Jokowi.
“PDI Perjuangan akan melindungi Presiden Jokowi dari hal-hal dapat yang merugikan citra dan kinerjanya,” pungkas Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Laporan: Muhammad Hafidh