KedaiPena.com – Usai sidang kabinet paripurna, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 dipatok pada rentang 2,45 hingga 2,8 persen.
Ia menjelaskan, lebarnya rentang defisit anggaran selain karena untuk mengakomodir program Presiden Terpilih 2024, juga untuk mengantisipasi situasi global yang masih penuh ketidakpastian.
“Defisitnya untuk tadi adalah antara 2,45 hingga 2,8 persen dari GDP,” kata Sri Mulyani, Senin (26/2/2024)
Ia juga menyampaikan bahwa semakin lebar defisit artinya jumlah utang yang akan ditarik lebih besar. Sebagai perbandingan, defisit yang ditetapkan dalam APBN 2024 sebesar 2,29 persen dari PDB, sementara 2023 hanya 1,65 persen dari PDB.
“Bapak Presiden meminta agar itu betul-betul dikendalikan dari soal defisitnya sehingga dalam situasi global suku bunga tinggi dan juga gejolak dari sisi geopolitik, kepercayaan terhadap APBN masih tetap bisa dijaga,” ungkapnya.
Kemudian, APBN 2025 juga harus mengakomodir program dari Presiden terpilih 2024. Pemerintah kini menunggu hasil Komisi Pemilihan Umum (KPU). Selanjutnya memulai pembicaraan dengan tim pemerintahan baru.
“Jadi yang paling penting adalah pertama, komunikasi antara pemerintah sekarang dengan pemerintah yang akan datang untuk bisa mewadahi di dalam rancangannya,” ungkapnya lagi.
Besaran defisit tersebut akan jadi patokan bagi Kemenkeu untuk merancang belanja dan penerimaan negara pada 2025. Termasuk program dari Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang sementara ini unggul pada perhitungan KPU.
“Semuanya sudah harus masuk di situ, ga ada yang on top. Gitu ya. Jadi di dalam defisit itu sudah termasuk seluruh kebutuhan Kementerian lembaga dan berbagai komitmen-komitmen yang ada,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa