KedaiPena.Com – Remaja SMP, Enjelika Manurung (14), warga Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi, Kabupaten Tobasa, tenggelam diseret air Danau Toba.
Informasi diterima, peristiwa itu tepatnya terjadi di pantai Pasir Putih, Desa Parparean I Kecamatan Porsea, Kamis (30/11) siang sekira pukul 13.30 WIB, saat korban bersama 5 teman sekolahnya datang ke lokasi untuk merayakan ulang tahun temannya, Rista Mora Sitorus (13) warga Desa Silamosik Kecamatan Bonatua Lunasi.
Setiba di lokasi, korban bersama dua rekannya, Putri Tobing (12) dan Rama Naiborhu (14) bermain di pantai sambil berenang, sementara 3 temannya yang lain memilih duduk-duduk di warung tak jauh dari bibir pantai.
Ketiganya sempat berjalan-jalan di air berjarak 50 meter dari bibir pantai. Air berkedalaman sekitar 50 Cm. Secara tiba-tiba, ketiga remaja itu tertarik arus air Danau dan berusaha menyelamatkan diri dengan berteriak minta tolong.
Seorang ibu yang berada di lokasi mendengar jeritan itu dan meminta tolong kepada pemilik warung, Hisar Napitupulu. Dua remaja, yakni Putri Tobing dan Rama Naiborhu akhirnya berhasil diselamatkan usai Hisar menarik keduanya menggunakan sebilah bambu sepanjang 10 meter. Sementara naas bagi Enjelika, remaja malang itu tak tertolong dan terseret arus air.
“Saat itu ada pekerja saya yang mendengar jeritan minta tolong. Lalu pekerja saya itu memanggil saya, saya langsung lari ke danau bawa bambu, lalu bambu itu saya ulurkan sama mereka yang kemudian saya tarik ke pinggir pantai. Tapi saat itu korban nggak ada lagi, awalnya saya pikir cuma mereka berdua,” tutur Hisar.
Hisar bersama warga lain pun berusaha menyisir bibir pantai, namun korban tak juga ditemukan.
BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Tobasa menurunkan tim penyelam dan 1 unit perahu karet untuk mencari korban. Warga sekitar juga tampak berkerumun menyaksikan peristiwa itu.
Diketahui, Enjelika selama ini tinggal bersama kakeknya di desa Sihiong, Kecamatan Bonatua Lunasi. Orang tua korban diketahui sudah lama bercerai, ibunya tinggal di Jakarta sedangkan ayahnya disebut tinggal di Medan dan sudah menikah lagi.
Remaja yang merupakan siswi kelas 8 C SMP Negeri 2 Lumban Julu ini ternyata memiliki saudari kembar bernama Enjelita yang juga tinggal di tempat neneknya. Korban adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara.
Nenek korban Saur Br Manurung terdengar menangis histeris. Ia juga memanggil-manggil nama cucunya itu sembari memegangi baju korban. Â Kembaran korban, Enjelita terlihat pingsan dan terpaksa digendong warga ke warung di dekat lokasi pantai.
“Pulanglah kau nak, pakailah baju mu ini, sudah terlalu lama kau di dalam air, kedingingan kau nanti. Pulang lah inang, sudah datang aku sama adik mu ini),” teriak Saur histeris.
Bupati Tobasa, Darwin Siagian yang datang ke lokasi mengaku prihatin atas kejadian itu. Darwin pun berjanji, pihaknya akan sesegera mungkin memasang rambu batas di pantai, agar para pengunjung dapat mengetahui batas-batas kedalaman air di pantai tersebut.
“Kita turut prihatin. Ke depan kita akan buat batas rambu di pantai, agar pengunjung mengetahui batas-batas kedalaman air,” kata Darwin.
Sementara Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Lumban Julu, Hendrik Simanjuntak mengaku tak mengetahui kemana murid-muridnya usai pulang sekolah.
“Kita nggak tau para siswa ini kemana sepulang sekolah. Kita tadi baru dapat kabar, ternyata mereka ke sini mau merayakan ulang tahun,” kata Hendrik.
Dari penjelasan Hisar Napitupulu, lokasi tersebut juga pernah menelan korban. Kejadian itu tepatnya sekira 2 tahun lalu. Kala itu korban akhirnya ditemukan 3 hari kemudian. “Dua tahun lalu pernah juga kejadian di sini. Waktu itu 3 hari baru dapat,” sebutnya.
Laporan: Dom