KedaiPena.Com – Menjelang pagi hari di tanggal terakhir bulan Desember yang menjadi ujung tahun 2016, sebuah rombongan yang terdiri dari beberapa laki-laki dan satu orang perempuan tergeletak lelah di sebuah trotoar perbatasan kota dan kabupaten Bandung.
Beberapa terlihat terlelap tidur, lainnya melawan kantuk sambil melihat-lihat kondisi perlengkapan perjalanan. Kendaraan roda dua yang mereka gunakan terlihat kusam, menunjukkan perjalanan jauh yang telah mereka tempuh, siapa sangka perjalanan ratusan kilometer yang mereka lewati ternyata dilakukan bukan dalam rangka merayakan pergantian tahun.
Perjalanan mereka ternyata merupakan perjalanan panjang yang mereka tempuh demi mengikuti agenda kegiatan pemungutan sampah di dalam kawasan hutan Ciharus, mereka adalah rombongan relawan #SaveCiharus asal Jakarta yang datang langsung menggunakan kendaraan roda dua.
Mereka yang sama sekali tidak merasakan langsung air “harus†yang jernih dari hutan Ciharus dengan keyakinan dan niat yang tulus telah mendobrak jarak jauh yang memisahkan Bandung dengan hutannya, dan Jakarta dengan panasnya.
Huki (25) yang mewakili rombongan asal Jakarta mengaku tidak tahu apa dan bagaimana hutan Ciharus persisnya seperti apa, tetapi informasi yang mereka terima bahwa hutan Ciharus adalah Cagar Alam yang sedang membutuhkan perhatian lebih dan usaha menghentikan kerusakan, merupakan alasan mereka datang.
Tidak jauh dari jalan Soekarno-Hatta yang menjadi pembatas kota dan kabupaten Bandung, sebuah rombongan turun dari sebuah angkot yang diisi penuh relawan lainnya yang datang dari luar kota dan kabupaten Bandung, mereka adalah rombongan dari Bekasi yang datang menggunakan bis dan angkot khusus untuk menjadi bagian dari agenda #SaveCiharus.
Agus (26) yang mewakili rombongan dari Bekasi membeberakan alasannya jauh-jauh datang ke acara ini, selain karena alasan sebagai sesama warga Jawa Barat, Agus juga menyebutkan bahwa relasi kerusakan hutan dan bencana merupakan alasan mereka bergabung untuk sama-sama memperbaiki hutan yang rusak.
Tidak hanya Bekasi dan Jakarta, agenda pemungutan sampah di hutan Ciharus Cagar Alam Kamojang kali ini juga dihadiri oleh kelompok dan perorangan dari luar Jawa Barat, terutama rombongan dari Jogja, Surabaya, Solo, hingga Lombok.
Total peserta yang tercatat hadir membantu agenda pemungutan sampah kali ini berjumlah 101 orang, yang juga terdiri dari masyarakat Kamojang, Garut dan penggiat alam (B-Pas) dari Majalaya. Kegiatan ini menunjukan semangat dan harapan sama terhadap kelestarian alam, khususnya dalam konteks Cagar Alam.
Para peserta yang tergabung percaya, Cagar Alam adalah harapan terakhir dari hutan yang tersisa dan yang masih memiliki harapan besar untuk bisa dipertahankan, membiarkan kerusakan berkelanjutan di Cagar Alam sama saja dengan memberikan ruang terhadap kemungkinan kerusakan hutan lainnya yang memiliki status lebih “rendah†dari Cagar Alam.
Untuk itu, apa yang ditunjukan oleh mereka datang jauh-jauh dari tempat Cagar Alam Kamojang, sudah sepantasnya menjadi penyemangat dan harapan bahwa usaha penyelamatan kawasan konservasi adalah jalur yang positif, dan tentu saja semua berharap di kemudian hari tidak perlu lagi ada kampanye “save ciharus†dan “save†lainnya.
Sebab, semua berharap seluruh hutan dan kawasan, serta lingkungan pada umumnya berada dalam situasi yang baik, jauh dari kerusakan.
Laporan: Muhammad Hafidh