KedaiPena.Com – Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Bahlil Lahadalia mengimbau pemerintah meninjau kembali paket kebjiakan tersebut khususnya mengenai relaksasi Daftar Negatif Investasi.
“Untuk penarikan Daftar Negatif Investasi apa pun alasannya, Hipmi tidak setuju,” ujar Bahlil di Jakarta, Selasa (20/11/2018).
Ia menjelaskan bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah pahlawan terakhir yang menjaga perekonomian nasional. Dan itu terbukti pada tahun 1998 ketika krisis ekonomi melanda, yang menyelamatkan ekonomi Indonesia itu adalah UMKM.
“UMKM pahlawan terakhir bagi perekonomian Nasional,” urai Bahlil yang juga Pendiri dan Ketua Dewan Pembina Relawan Pengusaha Muda Nasional Pendukung Jokowi-Maruf Amin (Repnas).
Lanjut Bahlil, kedua, Hipmi menilai bahwa kementerian teknis yang membuat keputusan itu tidak sejalan dengan arah kebijakan Presiden Jokowi. Sebab menurut Bahlil, Presiden Joko Widodo pro terhadap UMKM. Ia meyakini Presiden Joko Widodo punya keberpihakan pada UMKM.
“Jadi para pejabat, oknum-oknum pejabat itu, jangan melakukan sesuatu yang pada akhirnya orang menganggap bahwa Pak Jokowi-lah yang salah,” terang Bahlil.
Meski tidak sepakat dengan kebijakan asing boleh kuasai hingga 100 persen 54 item sektor usaha kecil dan mikro, Bahlil tetap mendukung kebijakan lain dalam paket ekonomi ke-XVI yakni perluasan Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan (Tax Holiday) dan peningkatan Devisa Hasil Exspor (DHE).
“Untuk Tax Holiday dan DHE, Hipmi setuju,” tandas dia.
Laporan: Ranny Supusepa