KedaiPena.Com – Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) , Fatah Sulaiman, mengatakan pentingnya kerjasama kemitraan untuk membangun kekuatan riset.
Menurutnya, hal ini merupakan bentuk sumbangsih keilmuan terhadap kebutuhan masyarakat agar dapat adaptif dalam era teknologi informasi.
“Kekuatan Bangsa dalam bentuk keraifan lokal harus menjadi kekuatan identitas nasional dan bukan menjadi penghambat dalam era Global,” ucap Fatah begitu dirinya disapa, dalam kegiatan webinar yang diselenggarakan oleh FH Untirta, Minggu (27/12/2020).
Sementara itu, Mohamad Reevany dari University Sains Malaysia, menyampaikan, kekuatan keragaman budaya yang dimiliki oleh suatu negara justru bukan untuk diperdebatkan adalah kelemahannya.
“Contohnya budaya halal telah menjadi trend Internasional, oleh karena itu sebagai negara muslim terbanyak didunia Indonesia telah mendapatkan hal yang sangat positif dengan memanfaatkan budaya tersebut dan menjadi Pusat Halal pertama di Dunia.” kata Reevnay.
Selain itu, dirinya mengatakan masih banyak yang harus dikembangkan oleh Indonesia dalam keragaman budaya untuk menjadi keunikan dan pengembangan pusat ilmu pengetahuan dan budaya di dunia internasional.
“Hal ini merupakan bentuk daya dukung pemahaman bangsa terhadap budaya nusantara yang perlu dikembangkan,” tambahnya.
Untuk aspek historikal, Suyatno Ladiqi dari Universitas Zainal Abidin Malaysia, mengatakan Nusantara harus menjadi bagian karakter bangsa (Dignity, red) oleh karena itu secara historis bangsa Indonesia memiliki kebanggaan dalam sejarah dunia Internasional.
“Indonesia telah terbukti secara historis sebagai jalur perdagangan dunia sampai ke Eropa serta kejayaan kerajaan bangsa Indonesia telah menjadi bagian dari sejarah dunia. Oleh karena itu kita memilki kekuatan jalur perdangan melalui laut sehingga kekutan ini disebut sebagai kekuatan nusantara dalam era Global, kebanggaan terhadap produk nusantara merupakan bagian yang harus dibangun oleh bangsa ini untuk meningkatkan karakter Bangsa di Dunia Internasional seiring derasnya arus trend branding Internasional,” imbuh Suyatno.
“The Globalization of Nusantara: Trade, Glory and the sea,” lanjutnya.
Hal serupa di sampaikan oleh Dekan Fakultas Hukum Untirta, Agus Prihartono, menuturkan penggunaan teknologi informasi telah mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global. Namun hal itu akan menjadi peluang bisnis di new era e-commerce.
“Ini harus menjadi potensi bagi masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan teknologi sebagai peluang bisnis oleh karena itu perlunya edukasi kepada masyarakat oleh pemerintah dalam peningkatan penguasaan teknologi sehingga Indonesia tidak hanya sebagai market tapi harus menjadi pelaku bisnis di dunia sebagaimana kejayaan pada masa lampau dalam jalur perdagangan internasional,” ujar Agus.
Menurutnya kegiatan ini sesuai dengan Visi Fakultas Hukum Untirta yang unggul berbasis kearifan lokal, maka perspektif new era reflection adalah merupakan pemikiran untuk membangun karakter bangsa untuk lebih bangga akan budaya nasional dan produk nasional yang menjadi kekuatan suatu bangsa dalam era revolusi industri yang tanpa batas (borderless, red).
“Identitas bangsa menjadi modal sosial dalam menjaga ketahanan bangsa baik dari aspek budaya, sosial dan ekonomi karena bangsa yng kuat adalah bangsa yang memilki identitas budaya dengan prinsip menjaga nilai-nilai budayanya sendiri. Sejarah telah membuktikan bahwa Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang kaya akan budaya dan secara historikal Bangsa Indonesia telah menjadi Bangsa yang kuat dan berjaya di Internasional dengan segala keragaman budayanya,” katanya.
“Hal ini adalah merupakan bagian yang harus kita refleksikan dalam kehidupan masyarakat agar menjadi karakter bangsa di dunia Internasional,” sambung Agus.
Dirinya menuturkan, Indonesia yang kaya akan sejarah, tetapi tidak hanya sekedar mengenalkan sejarah atas kejayaannya. Seharusnya membangun karakter generasi bangsa untuk bangga serta merefleksikan kejayaan tersebut dengan keberadaan sekarang.
“Yaitu harus membangun kekuatan modal sosial yang berbasis budaya Indonesia dalam berbagai aspek mulai dari pendidikan, ekonomi dan sosial ditengah arus budaya internasional,” pungkas Agus.
Laporan: Muhammad Lutfi