KedaiPena.Com – Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Syaiful Bakhri menilai bahwa makna dan pemahaman soal radikalisme telah melenceng jauh saat ini. Menurutnya, banyak pihak salah mengartikan arti maksud dan paham radikalisme.
Dia menerangkan, bahwa radikal atau radikalisme berasal dari kata radiks yang berarti berpikir mengakar. Universitas sendiri, kata dia, mencetak para pemikir yang mengakar atau radiks.
“Jadi sangat bertentangan dengan apa yang diungkapkan oleh (teroris) radikalisme intoleransi gak ada kaitan dengan itu. Universitas mengembangkan gagasan pemikir-pemikir yang memdalam,” ungkap dia kepada KedaiPena.Com, Minggu (10/11/2019).
Sedangkan radikalisme yang digaungkan saat ini merupakan tindakan terorisme. Dengan tujuan dan paham yang berkeinginan untuk menghancurkan serta menjadi musuh negara dan rakyat.
“Musuh bersama seperti apa yang disebut dengan teroris. Teroris itu melakukan perang asimetris, tidak memandang agama, suku dan bangsa, usia,” beber dia.
“Tindakan yang meneror dan mematikan orang yang banyak dan konsep perang asimetris yang ditakutkan oleh dunia,” sambung dia.
Dia menambahkan, di perang dunia pertama dan kedua semua mempunyai musuh yang jelas. Sedangkan, terorisme mempunyai musuh yang membenci keadilan dan peradaban.
“Karena terjadi ketidakadilan maka kegiatan-kegiatan apa yang disebutkan dengan teror dan meneror. Nah teror berkaitan dengan hasrat yang sangat radiks yang mengakar,” papar dia.
Dengan demikian, tegas dia, radikalisme yang dikembangkan, didengungkan dan diisukan saat ini telah berada dalam perspektif yang salah.
“Bukan seperti itu, orang beragama, Islam dan Kristen, Katolik, radikal juga. Mereka radiks karena ketauhidannya juga bisa disebut radiks,” tandas dia.
Laporan: Sulistyawan