KedaiPena.com – Idul Kurban, juga dikenal sebagai Idul Adha, memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Disampaikan ada lima dampak yang dapat dirasakan saat perayaan Idul Adha ini berlangsung.
Rektor Institut Perbanas, Prof. Dr. Hermanto Siregar menyatakan ada beberapa dampak yang dapat dirasakan dari perayaan Idul Adha.
“Pertama, dampak peningkatan konsumsi dan perdagangan hewan ternak. Idul Kurban melibatkan penyembelihan hewan seperti sapi, kambing, dan domba. Permintaan terhadap hewan kurban meningkat drastis menjelang Idul Adha, yang mendorong peningkatan perdagangan dan harga hewan ternak. Peternak lokal mendapat keuntungan dari meningkatnya penjualan, yang bisa membantu meningkatkan pendapatan mereka dan mendorong sektor peternakan,” kata Hermanto saat acara Idul Korban di Masjid Al Arief yang berada di Lingkungan Institut Perbanas, Rabu (19/6/2024).
Dampak kedua, lanjutnya, adalah peningkatan aktivitas ekonomi di sektor pendukung, seperti transportasi, jasa pemotongan hewan, dan distribusi daging mengalami peningkatan aktivitas.
“Ini mencakup penyediaan layanan logistik, transportasi hewan, penyediaan alat-alat pemotongan, dan pengemasan daging. Pedagang peralatan ibadah dan pernak-pernik Idul Adha juga mengalami peningkatan penjualan,” ungkapnya.
Dampak ketiga adalah re-distribusi ekonomi melalui zakat dan kurban.
“Daging kurban dibagikan kepada masyarakat kurang mampu, yang tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan protein mereka, tetapi juga dapat mendorong konsumsi di kalangan penerima. Zakat dan sedekah yang diberikan selama Idul Adha juga berfungsi sebagai mekanisme re-distribusi ekonomi yang dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial,” ungkapnya lagi.
Selanjutnya, Hermanto menyebutkan dampak keempat adalah stimulus ekonomi jangka pendek.
“Idul Kurban menciptakan lonjakan konsumsi jangka pendek yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Konsumsi tambahan ini terjadi di berbagai sektor seperti makanan dan minuman, pakaian, dan pernak-pernik terkait perayaan,” katanya.
Kelima adalah dampak sosial dan budaya yang menopang ekonomi. Saat Idul Adha, ada tradisi berkumpul dan merayakan bersama keluarga dan komunitas mendorong kegiatan ekonomi di sektor pariwisata dan perhotelan.
“Banyak orang yang melakukan perjalanan untuk berkumpul dengan keluarga, yang meningkatkan aktivitas ekonomi di daerah tujuan,” ujarnya.
Secara keseluruhan, menurut Hermanto, Idul Kurban memberikan dorongan positif bagi perekonomian Indonesia melalui peningkatan konsumsi, perdagangan, dan re-distribusi ekonomi.
“Meskipun perlu diimbangi dengan manajemen yang baik terhadap tantangan yang muncul,” tandasnya.
Senada, Dekan Sekolah Pascasarjana, Prof. Dr. Steph Subanidja juga menyebutkan bahwa Idul Kurban (Idul Adha) memiliki dampak yang luar biasa terhadap perekonomian Indonesia.
“Idul Kurban mendorong peningkatan permintaan hewan ternak seperti sapi, kambing. Ini memberikan peluang bagi peternak lokal untuk meningkatkan pendapatan mereka. Kemudian, permintaan yang tinggi biasanya menyebabkan kenaikan harga hewan ternak, yang bisa meningkatkan pendapatan peternak namun juga bisa membebani konsumen,” kata Steph.
Selain hewan kurban, ada peningkatan penjualan produk-produk terkait seperti alat penyembelihan, peralatan memasak, dan perlengkapan ibadah. Konsumsi rumah tangga juga meningkat karena banyak keluarga yang membeli makanan dan bahan-bahan untuk persiapan Idul Kurban.
Daging kurban yang dibagikan kepada masyarakat, khususnya yang kurang mampu, dapat meningkatkan asupan gizi dan kesejahteraan mereka. Pembelian hewan kurban dari peternak lokal membantu menggerakkan ekonomi daerah dan memberdayakan ekonomi masyarakat pedesaan.
Di samping itu ada permintaan tinggi untuk jasa penyembelihan dan pengolahan daging kurban, yang dapat membuka lapangan kerja sementara dan meningkatkan pendapatan bagi pekerja di sektor ini. Peningkatan aktivitas logistik untuk pengangkutan hewan kurban dan distribusi daging juga meningkatkan permintaan jasa transportasi.
“Pada momen liburan Idul Adha, banyak orang yang melakukan perjalanan, baik untuk pulang kampung maupun berwisata, sehingga dapat meningkatkan pendapatan sektor pariwisata dan perhotelan. Namun, peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa tertentu bisa mendorong kenaikan harga, yang berkontribusi terhadap inflasi musiman,” ungkapnya.
Namun, penting juga untuk memperhatikan beberapa tantangan terkait. Peningkatan permintaan hewan kurban dapat menyebabkan fluktuasi harga yang tajam, yang dapat berdampak pada daya beli masyarakat. Ketergantungan pada pasokan lokal dan impor hewan ternak bisa menjadi tantangan jika tidak dikelola dengan baik, terutama jika ada gangguan pada rantai pasokan.
Praktik penyembelihan yang tidak sesuai standar kesejahteraan hewan dapat menimbulkan masalah etika dan kesehatan masyarakat. Pengelolaan limbah hasil penyembelihan juga perlu diperhatikan untuk mencegah pencemaran lingkungan.
“Secara keseluruhan, Idul Kurban memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia melalui peningkatan aktivitas ekonomi di berbagai sektor. Namun, perlu pengelolaan yang baik untuk meminimalkan dampak negatif, seperti inflasi musiman dan masalah lingkungan,” ungkapnya lagi.
Di penghujung acara, sebelum penyembelihan hewan korban, Rektor mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan bekerja keras untuk menyukseskan acara ini, terutama Unit Kegiatan Mahasiswa Masjid Al Arief.
“Terima kasih juga kepada para panitia, para donatur, dan seluruh jamaah yang telah hadir dan ikut serta dalam semangat berbagi dan berkurban. Semoga ibadah kurban kita diterima oleh Allah SWT dan menjadi amal ibadah yang membawa keberkahan bagi kita semua. Semoga kita senantiasa diberikan kesehatan, kekuatan, dan keteguhan iman dalam menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya,” tutup Rektor Hermanto.
Laporan: Tim Kedai Pena