KedaiPena.com – Keberadaan teknologi dinyatakan dapat menjadi salah satu bagian komunikasi politik, untuk memastikan ketersampaikan informasi dan menangkal informasi salah atau negatif kepada para pemilih.
Rektor Universitas Paramadina, Prof Dr Didik J Rachbini menyatakan dengan diselenggarakannya Seminar “Strategi Komunikasi Politik : Menangkal Disinformasi dan Ujaran Kebencian Dalam Pemilu 2024” dapat membantu para pemilih untuk mengelola informasi yang diterimanya.
“Ini sangat penting, karena dari seminar ini diharapkan para narasumber dari KPU, Bawaslu, KPI sebaiknya juga memberi infomasi kepada audience tentang bagaimana cara menangkal disinformasi yang kiranya tidak cukup dengan himbauan,” kata Prof Didik, dikutip Minggu (26/11/2023).
Seperti korupsi, lanjutnya, tidak cukup hanya dikendalikan oleh KPK, Kejaksaan dan Kepolisian.
“Karena terbukti korupsi saat ini malah semakin marak. Dikontrolpun agaknya sudah sangat sulit,” ucapnya.
Terkait Pemilu 2024, Prof Didik menyebutkan ada satu hal penting yang harus dilakukan, yakni bagaimana KPU dan Bawaslu juga menggunakan instrumen teknologi.
“Manfaatkan AI dan big data untuk memantau disinformasi. Sebagai contoh, dari transaksi belanja online atau transaksi kartu kredit. Siapa yang bisa mengkorupsi kartu kredit, kecuali satu atau beberapa orang yang sangat canggih dan bisa memanipulasi teknologi. Tetapi dengan hadirnya teknologi, maka penyimpangan bisa dipersempit,” ucapnya lagi.
Terakhir, Prof Didik menyatakan rasa syukurnya atas lokasi Universitas Paramadina saat ini, yang berada di tengah-tengah Ibukota Jakarta.
“Amat mudah mengundang komisioner KPU, KPK, KPI dan juga Bawaslu, tidak seperti kampus-kampus di daerah yang jauh. Harapannya, seminar ini bisa memberikan nuansa yang lebih kepada para mahasiswa S1 ataupun Paska Sarjana Universitas Paramadina,” pungkasnya.
Laporan: Tim Kedai Pena