KedaiPena.Com-Rektor Universitas Paramadina Prof. Didik J. Rachbini berharap, agar ke depan Presiden terpilih pengganti Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mengelola APBN secara ugal-ugalan. Didik sapaanya mengatakan, APBN dewasa ini telah dikelola secara ugal-ugalan.
“Padahal anggaran adalah sesuatu hal yang amat penting dalam perekonomian nasional, dia juga cermin dari birokrasi dan politik kita,” kata Didik dikutip Minggu,(17/12/2023).
Didik mengatakan, bahwa APBN adalah gambaran dari ekonomi nasional yang sehat atau tidak. Sebagai rencana keuangan, kata dia, kesehatan APBN juga akan menentukan kesehatan dari ekonomi.
“Aspek yang rapuh dari APBN salah satunya adalah utang yang menggunung dan terus diwariskan oleh pemerintahan sekarang,” imbuh dia.
Didik juga menjelaskan, bahwa evaluasi ekonomi politik APBN menjadi fokus karena APBN adalah cermin kebijakan, perilaku politik dan bandit-banditnya. APBN, tegas dia, bisa dipakai secara legal tetapi curang untuk alat politik, Pilpres dan pileg dan lain-lain.
“Presiden ke depan hendaknya jangan meniru pengelolaan anggaran seperti sekarang,” tegas Didik.
Didik menerangkan, sejak 2019 utang baru sejumlah 492,55 penarikan utang dengan pengeluaran obligasi setiap tahun. Hal ini berbeda dengan zaman Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono atau SBY yang dimana penarikan utang/obligasi hanya 50 triliun tiap tahun.
“Utang digunakan untuk menutup defisit atau menambah anggaran yang dinamakan politik ekspansif dalam ekonomi,” ungkap Didik.
Laporan: Tim Kedai Pena