KedaiPena.Com – Juru Bicara Sandiaga Uno Bidang Pariwisata, Taufan Rahmadi mengaku kecewa, dengan kebijakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama yang merekrut konsultan asing dalam menyusun program promisi pariwisata Indonesia.
“Pertama, prioritas pariwisata saat ini bukan dipromosi tetapi dipemulihan destinasi pariwisata dimana di dalam proses pemulihan destinasi pariwisata itu hal yang paling utama adalah memberikan stimulan ekonomi insentif kepada para pelaku pariwisata pekerja pariwisata ekosistem pariwisata yang terkena dampak saat ini,” kata Taufan sapaanya kepada KedaiPena.Com, Minggu, (29/11/2020).
Taufan menjelaskan, anggaran dapat difokuskan untuk pembenahan destinasi pariwisata, pemberian suntikan insentif agar masyarakat, pekerja hingga pelaku pariwisata yang saat ini dalam kesusahan dapat terbantu.
“Kedua, kita harus melihat sejarah dari zamannya menteri pariwisata Joop Ave dengan kemandirian yang ada, beliau menjadikan pariwisata Indonesia begitu menggema diseluruh dunia. Disini, dibutuhkan kreatifitas, kolaborasi, dan bagaimana kita saling membantu bekerja sama,” tutur Taufan.
Padahal, lanjut Taufan, hingga saat ini banyak sekali talenta hingga pakar pariwisata, dalam negeri yang mampu menyumbangkan gagasan promosi hingga pengembangan pemulihan pariwisata di Indonesia.
“Ini momennya datang negara menghadirkan merekrut konsultan asing menurut saya bukan salah tetapi saat ini tidak menunjukan sense of crisis kementerian Pariwisata dan ekonomi kreatif terkait pemulihan Pariwisata,” ungkap Founder Temanya Wisatawan.
Ketiga, kata Taufan, yang tidak kalah pentingnya adalah hal ini tentunya harus dipastikan konsultan asing yang direkrut juga berbicara tentang domestik tourism development.
“Kita harus memastikan ketika pihak asing melakukan sentuhan pariwisata jangan sampai menghilangkan, mengurangi nilai-nilai kearifan lokal yang ada. Bagaimana pun juga kita bangsa Indonesia yang paham, yang tahu benar bagaimana caranya mengetahui kekuatan pariwisata dan keanekaragaman wisata kita,” tandas Taufan.
Laporan: Muhammad Hafidh