KedaiPena.Com – Salah seorang nelayan Muara Angke, Fuad mengatakan, nasib nelayan kini lebih tragis setelah reklamasi Jakarta dilakukan.
Ketika mencari ikan di lautan, mereka tidak harus memutar lebih jauh dari tempat sebelumnya. Bahkan, sempat ada kapal nelayan Cilincing yang melaut hingga Karawang.
“Ada kabar mereka tenggelam, karena sampai sekarang belum kembali,” terangnya ‎saat bertemu Ketua DPD PDIP DKI, Boy Bernadi Sadikin, bilangan Menteng, Jakarta Pusat, tempo waktu.
Para nelayan lantas melapor insiden tersebut ke kepolisian dan ternyata tidak terdaftar di Syahbandar. “Ini karena Pulau G, nelayan jadi susah,” geramnya.
Tak hanya sampai situ. Belum lama ini, dari dua kapal yang melaut, hanya satu yang berhasil kembali.
Pada kesempatan sama, Ketua Kelompok Rampus Jaya Muara Angke, Castam, turut menambahkan soal tragedi yang menimpa nelayan, khususnya anggotanya.
Di mana, Kapal Tawakal yang berisikan tujuh anak buah kapal (ABK) dan seorang nahkoda tenggelam antara Jakarta-Kawarang. Dua hari setelah kejadian, baru dua orang yang ditemukan oleh nelayan Subang.
“Empat hari kemudian, ketemu di Semarang dua orang. Yang lainnya sampai sekarang belum ketemu,” ujarnya.
Pekan lalu, lanjut Castam, kecelakaan juga menimpa tujuh awak Kapal Trijaya. “Satu orang hilang dan sekarang belum ketemu,” paparnya.
Mengingat Boy sejak beberapa waktu lalu menyatakan menolak pengurugan alias reklamasi 17 pulau Pantura Jakarta, membuat para nelayan teluk ibukota menemuinya.
“Alhamdulillah Pak Boy ‘support’ kami dan siap menaruhkan jabatannya kalau aspirasi kami ke Megawati dan Jokowi enggak direspon,” kata Ketua DPW KNTI DKI, Muhammad Taher.
(Fat/Foto: Istimewa)