KedaiPena.Com – Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz bin Al Saud, menekan kontrak kerjasama ekonomi senilai Rp866 triliun dengan Cina. Hal itu jauh dibandingkan dengan kerja sama yang dilakukan dengan Indonesia yang hanya senilai Rp93 triliun.
Terkait hal tersebut, Ketua Presidium Prima (Perhimpinan Masyarakat Madani), Sya’ Roni mengatakan, kecilnya investasi Arab Saudi dengan Indonesia, menunjukkan kegagapan mengeksekusi peluang yang dilakukan oleh tim ekonomi di kabinet Nawacita.
“Padahal, sebelumnya tersiar kabar bahwa di Indonesia, Raja Salman akan meneken kontrak kerjasama senilai Rp334 triliun, namun kenyataannya yang terealisasi hanya Rp93 triliun,” papar dia kepada KedaiPena.Com, Minggu (19/3).
Dikatakan Sya’roni, kegagapan tersebut telah membuat penyambutan luar biasa yang dilakukan pemerintah Indonesia kepada Raja Salman seperti sia-sia.
“Presiden Jokowi langsung menyambut di kaki tangga pesawat. Bahkan, Presiden Jokowi sendiri turun tangan memayungi Raja Salman ketika kehujanan di Istana Bogor, meskipun presiden harus basah kusup,” beber dia.
Dilanjutkan Sya’roni, harusnya selain menggelar karpet merah di Bandara Halim Perdana Kusuma, pemerintah juga perlu menggelar karpet merah di bidang kerjasama ekonomi.
Kata dia, mengecilnya investasi Raja Salman bisa disebabkan kegagapan tim ekonomi dalam menyediakan bidang investasi yang diinginkan Raja Salman.
“Diharapkan pemerintah segera terbuka soal ini. Sebab bagaimanapun juga, investasi yang besar dapat mengerakkan pertumbuhan ekonomi yang saat ini jalan di tempat. Indonesia sangat membutuhkan dana investasi dalam jumlah besar,” beber dia.
“Dan seharusnya kehadiran Raja Salman beberapa waktu yang lalu merupakan sebuah peluang emas. Sayang realisasinya meleset jauh dari ekspektasi yang berkembang,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh