KedaiPena.com – Fakta bahwa serat fiber membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai, membuat perusahaan Boogie Adventure berinovasi untuk mengolah produk tak terpakai menjadi produk lainnya.
“Sekarang material yang diterima adalah aluminium. Kalau composite fiber itu tidak bisa didaur ulang, jadi banyak yang tidak diterima di Eropa. Sama seperti halnya plastik, yang memiliki beberapa jenis,” kata Anas Risdwan, selaku Founder Boogie Adventure, dalam talkshow Save the Water di Outfest 2022, GBK Jakarta, ditulis Sabtu (6/8/2022).
Sehingga, lanjutnya, Boogie melakukan langkah re-use atau menggunakan kembali produk yang menggunakan composite fiber.
“Caranya dengan mengubah perahu rusak menjadi perahu yang lebih kecil. Misalnya, jika masalahnya di sambungan, maka sambungannya kita buang, kita jadikan perahu yang berukuran lebih kecil,” ungkapnya.
Tentunya, perubahan ukuran ini menggunakan standar ukuran yang memastikan bahwa perahu tetap bisa berfungsi dengan baik.
“Jika, sudah tidak bisa lagi dijadikan perahu, maka bahan tersebut kita alih fungsi. Seperti, yang paling mudah itu, kita jadikan pot atau poly bag sebagai tempat tanaman,” ungkapnya lagi.
Terkait penjualan produk, Anas menyebutkan, walaupun pandemi sudah mulai usai, daya beli masyarakat masih rendah.
“Sudah mulai menggeliat tapi belum seperti sebelum pandemi. Penjualan sudah mulai meningkat. Karena beberapa sekolah sudah mulai aktif, sehingga aktivitas lapangannya sudah bisa mulai digelar,” tuturnya.
Dan ia menegaskan bahwa dengan kualitas produk yang dimiliki oleh Boogie, akan mampu menjadi produk bersaing dengan produk yang berasal dari luar negeri.
“Kami terus meningkatkan TKDN dari produk Boogie. Hanya tinggal sedikit saja yang masih membutuhkan bahan import. Tapi sisanya sudah berasal dari dalam negeri. Untuk kualitas tak perlu khawatir. Karena produk dalam negeri pun mampu bersaing dengan produk internasional. Buktinya Boogie saat ini sudah punya pelanggan tetap di luar negeri, salah satunya Jepang,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa