Kedaipena.com – Saat ini Indonesia diibaratkan seperti diperkosa dalam ratifikasi perjanjian international. Hal itu disebabkan karena kurangnya perwujudan Pancasila dalam ratifikasi.
Demikian disampaikan Eksponen Mahasiswa 1998, Denny Agiel Prasetyo dalam Diskusi Ngopi Senja di Pamulang, Tangerang Selatan, Sabtu (19/3).
“Di Indonesia banyak orang-orang pintar, tetapi tidak mau melakukan sesuatu. Seharusnya masyarakat saat ini mesti tahu dan melakukan sesuatu. Mereka harus mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam segala sendi kehidupan,” kata dia.
Pancasila, tambahnya, adalah petunjuk agung, dan harus melandasi perilaku dan tindakan.
“Kita harus mencari titik temu, agar menemukan kerangka berfikir. Kita harus memahami dahulu apa itu Pancasila sebelum memikirkan ratifikasi perjanjian international,” jelas dia.
“Kita harus bongkar pemikiran dan kembali ke UUD 1945 asli, bagaimana kita harus memperbaiki masalah yang timbul pasca setiap ratifikasi perjanjian internasional,” tandas Agiel, sapaannya.
(Prw/Apit)