KedaiPena.Com – Anggota DPR RI PDI-P, Rano Karno mengaku sangat kecewa dan menyangkan metode kampanye dalam membangun isu-isu di pilkada Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang mengalami kemunduran.
Rano Karno memaparkan hal ini menjadi kemunduran lantaran dampak dari kampanye hitam, bahkan ujaran berbau kebencian seperti pelecehan yang terjadi beberapa waktu lalu.
“Seharusnya ujaran-ujaran seperti yang terjadi dan ditujukan kepada salah satu calon tidak terjadi di kota yang katanya Cerdas, Modern dan Religius ini. Seperti melecehkan, ujaran-ujaran kebencian untuk membangun opini, itu suatu kemunduran dalam berpolitik,” ujar Rano Karno kepada KedaiPena.Com, ditulis, Kamis, (29/10/2020).
Pria yang dikenal si Doel ini katakan, dalam membangun opini jelang Pilkada Kota Tangsel mendatang, harus berkreasi dan berinovasi dalam memunculkan gagasan dan ide.
“Seharusnya bagaimana mengadu ide dan gagasan. Itu baru bener. Jangan berkampanye seperti yang sudah sudah. Norak. Ayolah, kita adu inovasi inovasi, ide ide bagaimana membangun Kota Tangsel ini,” pungkas Rano.
Seperti diketahui, pemilik akun Facebook bernama Bang Djoel memposting foto hamil Rahayu Saraswati saat dirinya tengah melakukan pengambilan foto dengan kondisi perut buncit hamil dengan pusar telihat.
Foto tersebut diposting ke grup Tangsel Rumah dan Kota Kita. Parahnya, foto itu disertai dengan tulisan yang mengarah para pelecehan.
Belum lagi, dugaan ujaran kebencian yang melibatkan oknum Lurah di Tangsel, seperti yang dilaporkan Tim Advokasi Tangerang Selatan (TAUT), yang menyoal salah seorang ASN, Lurah Benda Baru Saidun.
“Kita bikin laporan ke Bawaslu terkait dengan pelanggaran pilkada, lebih ke netralitas ASN. Saidun itu kan lurah, nah dalam percakapan tersebut, dia menyatakan bahwa nasrani adalah musuh kita, dilarang memilih pemimpin nasrani,” kata Rizal Khoirurroziqin pelapor dari TAUT, beberapa waktu lalu.
Laporan: Sulistyawan