KedaiPena.Com – Masuknya nama Cawapres di pilpres 2019, Sandiaga Salahudin Uno menjadi Menparekraf di kabinet Indonesia Maju menjadi perdebatan sendiri disejumlah kelompok pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Deklarator Barikade 98, Hengki Irawan, menilai, bahwa apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dengan merangkul Prabowo dan Sandiaga Uno merupakan niat baik untuk membangun Indonesia maju.
“Presiden Joko Widodo (Jokowi) justru merangkul para elit oposisi itu demi niat baik membangun Indonesia maju demi kesejahteraan rakyat dan anak cucu nanti,” kata Hengki Irawan, Minggu, (27/12/2020).
Meski demikian, Hengki menyoroti, sikap sejumlah elit pendukung Prabowo di Pilpres 2019 yang masih dan kerap mengkritik kinerja pemerintahan Presiden Jokowi.
Hal ini , kata politikus Hanura ini, sangat menunjukan keberadaan Prabowo Subianto di kabinet Indonesia Maju tidak berpengaruh apapun.
“Karena beberapa elit pendukung masih juga sering menyerang Pak Jokowi bukan kritik kebijakan secara konstruktif dan solutif, dan pendukung di medsos juga masih menyerang melakukan delegitimasi politik berdasarkan ketidaksukaan kebencian kepada Presiden Jokowi,” tutur Hengki.
Hengki memandang, tidak ada satupun himbauan atau nasihat dari PS agar para pendukungnya berhenti melakukan kampanye politik yang kontraproduktif dengan kemajuan bangsa.
“Dan tidak ada dalam konstruksi memperjuangkan nasib kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.Hal itu tentu sangat mengecewakan,” papar Hengki.
Meski demikian, tegas Hengki, secada pribadi pihaknya menghormati jak prerogratif presiden dalam menunjuk pembantunya di kabinet Indonesia Maju. Termasuk menunjuk Sandiaga dan Prabowo dalam kebinet.
“Tentunya tak lain adalah demi persatuan bangsa, persatuan Indonesia.
Dan jika PS serta SU sudah masuk bagian dari pemerintahan Joko Widodo ternyata masih ada pendukungnya di Pilkada DKI 2017 dan Pilpres 2019 yang menggunakan isue agama, isu sektarian yang memperbesar perbedaan antar warga negara yang sama di atur dalam konstitusi dan di hadapan hukum,” tandas Hengki.
Laporan: Muhammad Lutfi