KedaiPena.Com – Estonia atau Republik Estonia merupakan sebuah negara dengan bentuk republik parlemen, yang dipimpin oleh seorang presiden sebagai kepala negara dan dibantu perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
Estonia yang sebelumnya merupakan bagian dari Uni Soviet mendapatkan kebebasannya pada tanggal 6 September 1991 setelah sebelumnya pernah juga diinvasi Rusia dan Jerman.
Pengakuan ini didapat setelah adanya demonstrasi besar-besaran yang dinamakan Baltic Way, dimana sekitar 2 juta orang berpegangan tangan sepanjang 600 km lebih melintasi Estonia, Lithuania, dan Latvia pada bulan Agustus 1989.
Penduduk Estonia merupakan orang-orang dari suku Finnic, dan bahasa resminya yaitu Estonian yang digunakan oIeh 67,3% penduduk, hampir mirip dengan bahasa Finlandia. Selebihnya menggunakan bahasa Rusia (29,7%) dan bahasa lainnya (3%).
Namun banyak juga yang menganggap bahwa orang-orang Estonia terdiri dari hampir berbagai suku di Eropa yang disatukan oleh negara.
Agama yang banyak dianut oleh penduduk Estonia adalah Kristen Lutheran. Dan agama kedua yang terbanyak adalah Kristen Orthodoks. Karenanya di Estonia banyak terdapat gereja yang bersejarah sehingga ditetapkan sebagai situs bersejarah oleh UNESCO.
Estonia walaupun dalam sejarahnya mengalami invasi oleh negara asing, namun kini merupakan negara dengan pendapatan per kapita yang paling tinggi di antara negara-negara di Eropa Utara.
Komoditi utama Estonia adalah mesin-mesin berat dan peralatan, kayu dan kertas, tekstil, produk makanan, perabot, alat-alat metal dan produk kimia.
Estonia menganut ekonomi pasar sejak akhir dasawarsa 1990-an dan saIah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di Eropa Timur.
Kedekatan dengan pasar Skandinavia, terletak di antara Timur dan Barat, struktur biaya yang kompetitif dan tenaga kerja berkeahlian baik telah menjadi keuntungan komparatif utama Estonia pada permulaan dasawarsa 2000-an.
Tallinn sebagai kota terbesar telah bangkit sebagai pusat keuangan dan Bursa Efek TaHinn telah menggabungi sistem OMX. Pemerintah terkini mengikuti kebijakan keuangan (fiskal) yang cukup mengesankan, hasilnya adalah anggaran yang setimbang dan utang pemerintah yang rendah.
Estonia terletak di daerah Baltik di Eropa bagian utara. Sebelah utara dibatasi oleh Teluk Finlandia, sementara di sebelah selatan dibatasi oleh Laut Baltik, sebelah timur oleh Latvia dan sebelah barat oleh Danau Peipsi dan Rusia.
Di seberang Laut Baltik terdapat Swedia di barat dan Finland di utara. Luas daerah Estonia hanya sekitar 45. 227 km persegi dan dipengaruhi oleh iklim musim sedang.
Islam di Estonia
Kaum muslim di Estonia dengan jumlah 10.000 orang merupakan kaum minoritas (1% dari jumlah penduduk Estonia). Terdiri dari dua kelompok besar yaitu muslim Tatar yang menganut Suni dengan mazhab Hanafi yang berjumlah 65% dan muslim Azeris yang menganut Syiah.
Pertama kali Islam masuk ke Estonia sekitar tahun 889, yaitu ketika orang-orang Tatar yang memeluk Islam datang ke daratan Estonia.
Kali kedua adalah ketika Estonia menjadi bagian dari Kerajaan Rusia yaitu sekitar tahun 1721. Pada saat itu kaum muslim diterima dengan baik dan bahkan tercantum sebagai agama resmi dalam konstitusi tahun 1928.
Selain itu muslim jug mendapat pekerjaan yang baik dan pendidikan yang baik di Universitas Tartu.
Setelah itu, untuk ketiga kalinya terjadi migrasi besar-besaran selama kependudukan Soviet, yaitu sekitar tahun 1940-1991. Ketika kependudukan Uni Soviet inilah kebebasan beragama mulai ditekan, termasuk juga Islam.
Banyak muslim Tatar yang dibunuh dan dipaksa untuk berbahasa Rusia. Setelah kemerdekaan Estonia dari Uni Soviet tahun 1991, bagaimanapun muslim di Estonia masih mengalami diskriminasi.
Saat ini muslim Estonia tersebar di Tallin (sekitar 50%), Rakvere dan Narva.
Tidak ada masjid di Estonia. Satu-satunya masjid yang pernah ada di Narva dihancurkan pada masa Perang Dunia II tahun 1944.
Hanya ada kamar-kamar apartemen di Tallin yang digunakan untuk shalat berjamaah dan melakukan aktivitas-aktivitas keislaman seperti kuliah-kuliah keislaman, kursus bahasa Arab dan mempelajari Al Qur‘an.
Kuliah disampaikan dalam bahasa Arab, Rusia dan Estonia. Sampai saat ini, muslim di Estonia masih memperjuangkan kebebasannya untuk beribadah dan membangun tempat ibadah yang representatif di setiap pemukiman muslim.
Bulan Desember 2007 menjadi saat yang bersejarah bagi muslim Estonia. Itulah pertama kalinya Al Qur‘an diterjemahkan dalam bahasa Estonia, diterbitkan dan langsung terjual habis dalam waktu singkat.
Ramadan dan Idul Fitri Penuh Keterbatasan
Karena kondisi yang termarjinalisasi, maka muslim di Estonia tidak dapat merayakan Ramadhan dan Idul Fitri secara besar-besaran dan terang-terangan.
Mereka biasanya shalat ldul Fitri di rumah atau bahkan di pekuburan muslim. Namun pada tahun 2009, pemerintah Estonia mulai memperbolehkan muslim di negaranya untuk shalat di lapangan terbuka di ‘Islamic Center’ Tallin.
Tidak banyak literatur yang memuat bagaimana muslim di Estonia menyambut Ramadan mereka. Kuliah Ramadan diselenggarakan di ‘Islamic Center’ di Tallin.
Hanya saja tidak ada perbedaan yang berarti dalam keseharian mereka. Mereka tetap bekerja dalam jam kerja seperti biasa.
Untuk muslim Tatar, tradisi Ramadan di Estonia tidak jauh berbeda dengan muslim Tatar di negeri asalnya yakni Rusia dan negara-negara eks Uni Soviet.
Iftar dibuka dengan teh dan penganan manis semacam ‘katlama’ (semacam roti tipis yang diisi daging dan digoreng), ‘kosh-tele’ (semacam keripik kering manis), ‘salad’ dan ‘chak-chak’ (semacam keripik gurih yang disajikan dengan rebusan gula dan madu).
Setelah shalat tarawih, maka makanan yang akan disediakan adalah makanan tradisional, yaitu ‘shulpa’ (sup) dan ‘tokmach’ (kaldu) yang disajikan dengan roti yang diisi daging, kentang atau bubur.
Setelah shalat ldul Fitri atau dalam bahasa Tatar disebut ‘uraza bairam’, mereka akan berkumpul untuk menikmati teh, kopi, kue dan manisan yang disediakan oleh ‘Islamic Center’.
Acara makan bersama di ‘Islamic Center’ ini sangat penting. Ada beberapa jamaah yang tidak memiliki seorang pun keluarga yang beragama Islam, sehingga acara berkumpul, makan dan mengobrol bersama saudara muslim lainnya akan menghibur hati mereka.
Beberapa juga hadir bersama pasangan yang belum masuk Islam, maka kesempatan berkumpul bersama di ldul Fitri ini seringkali digunakan untuk memberikan penjelasan tentang Islam kepada mereka.
Tak jarang, ada yang kemudian memutuskan masuk Islam di hari ldul Fitri tersebut. Acara makan bersama ini juga membawa kebahagiaan bagi muslim Estonia yang kurang mampu. Mereka tak memiliki apapun untuk merayakan ldul Fitri di rumah. Berkumpul bersama di ‘Islamic Center’ akan memberikan suntikan semangat baru bagi muslim Estonia.
Khutbah ldul Fitri disampaikan dalam empat bahasa, yaitu bahasa Rusia, Estonia, Arab dan Tatar. Hal ini tentu saja membuat khatib lelah, namun hal itu tetap dilakukan agar jamaah yang hadir benar-benar mengerti isi khutbah yang disampaikan.
Para jamaah pun mendengarkan dengan seksama, tak ada seorang pun yang beranjak dari tempatnya hingga seluruh rangkaian acara selesai.
Hidangan pada hari besar Islam mereka adalah kabsah, yaitu sajian yang terdiri dari nasi, daging dan sayur. Setelah itu mereka akan berziarah ke pekuburan muslim diTallin dan saling bertemu dengan saudara dan kerabat.
Di hari kedua bulan Syawal, muslim Estonia biasanya pergi bersama ke sebuah rumah peristirahatan di pinggiran hutan yang disebut ‘bohecemaya’ dalam bahasa Estonia. Di sana mereka mengadakan ‘barbeque’, perlombaan olah raga dan aneka permainan tradisional.
Dewasa dan anak-anak bersuka cita dalam kegiatan tersebut. Hadiah dibagikan untuk semua orang. Anak-anak menjadi akrab satu sama Iain, semua muslim Estonia merasakan suasana ukhuwah yang mendalam. Dari tahun ke tahun, terjadi terus peningkatan jumlah muslim yang hadir dalam kegiatan ini.
Walaupun banyak keterbatasan melingkupi mereka, namun tidak mengurangi kekhidmatan dan semangat mereka dalam menjalankan ibadah puasa dan Idul Fitri. Mudah-mudahan fakta ini bisa membuat kita semakin bersyukur karena dapat melalui Ramadhan dalam keadaan yang jauh Iebih baik.
Laporan: Muhammad Lutfi