KedaiPena.Com – Bangladesh sebuah negeri yang memiliki perjalanan berliku untuk berdiri menjadi sebuah negara merdeka. Awalnya, Bangladesh menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Pakistan dan India.
Pada tanggal 14 Agustus 1947, Pakistan melepaskan diri dari India dengan memproklamirkan kemerdekaannya sebagai negara berdaulat. Bangladesh ikut bergabung dengan Pakistan, walaupun posisinya lebih dekat dengan India.
Bangladesh yang dikenal dengan nama Bengal, tergabung ke dalam wilayah Pakistan Timur. Seiring perjalanan waktu, timbul berbagai permasalahan antara Pakistan Barat (pusat pemerintahan) dengan Pakistan Timur (Bangladesh).
Pemerintah pusat dianggap melakukan diskriminasi terhadap Pakistan Timur yang menimbulkan ketidakpuasan di hati rakyat. Perasaan tersebut tertanam kuat hingga akhirnya meledak menjadi sebuah perlawanan bersenjata.
Setelah melalui konflik berkepanjangan dan perlawanan bersenjata, akhirnya rakyat Pakistan Timur berhasil melepaskan diri dari Pakistan Barat. Pada tanggal 26 Maret 1971 dideklarasikan Republik Rakyat Bangladesh.
Kemerdekaan rakyat Bangladesh ditanggapi dengan kekerasan bersenjata oleh Pakistan Barat yang menewaskan tidak kurang dari 1 juta oang Bengal. Namun serangan dari Pakistan Barat tidak mengendorkan semangat rakyat Bangladesh.
Dengan jiwa patriotik mereka terus memberikan perlawanan. Pada tanggal 16 Desember 1971, pasukan Pakistan bisa dipukul mundur dari wilayah Bangladesh.
Bangladesh termasuk wilayah Asia Selatan, dengan ibu kota Dhaka. Negara ini bernama resmi Gana Prajatantri Bangladesh atau Republik Rakyat Bangladesh. Posisinya berbatasan dengan India dan Myanmar.
Luas wilayahnya sekitar 144 ribu Km persegi (56.000 mil). Negara ini memiliki iklim subtropis yang berciri curah hujan tinggi, suhu hangat dan kelembaban tinggi.
Rakyat Bangladesh mayoritas beragama Islam (88,3 persen), sementara agama lain yang dianut oleh rakyat Bangladesh adalah Hindu (10,5 persen), Buddha (0,6 persen), Kristen (0,3 persen).
Rakyat Bangladesh mayoritas memeluk Islam dan menempati rangking kedua jumlah muslim terbesar di dunia setelah Indonesia.
Perkembangan Islam di Bangladesh
Kapan Islam mulai masuk ke Bangladesh? Dilansir dari buku ‘Jejak Ramadan di Berbagai Negara’, karangan Nurul Asmayani dan kawan-kawan, berbicara tentang penyebaran Islam yang pertama di Bangladesh, maka tidak bisa dipisahkan dari penyebaran Islam di India.
Islam pertama kali masuk ke India pada masa Khulafaur Rasyidin, yaitu diawali pada masa Umar bin Khattab menjadi khalifah. Umar mengutus Saad bin Abi Waqas untuk melakukan ekspansi ke Persia. Islam berhasil menguasai Persia dan sampai di Khurasan dan India.
Masuknya Islam ke India dilakukan juga melalui jalur perdagangan, mengingat sebelum ajaran Islam diturunkan, sudah terjalin hubungan antara India dan bangsa Arab. Jadi masuknya Islam ke India dan Gujarat sejak abad ke-7 masehi.
Para pedagang India dan Gujarat inilah yang kemudian menyebarkan Islam ke Asia melalui jalur perdagangan. Wilayah India yang banyak dihuni muslim adalah wilayah Pakistan dan Bangladesh, yang kemudian memisahkan diri dari India.
Tradisi Ramadan di Bangladesh
Rakyat Bangladesh sangat antusias menyambut bulan suci Ramadan. Kalau Anda datang ke Bangladesh pada Ramadan, akan merasakan atmosfer itu sejak terbangun pada waktu sahur.
Seperti halnya di Indonesia, terdengar aneka macam bunyian untuk membangunkan sahur. Di Bangladesh setiap lelaki berbagai usia turun ke jalan dengan membawa alat musik yang akan ditabuh mengiringi nyanyian.
Musik kasidah dan lagu-lagu religi lebih banyak dipilih oleh rakyat Bangladesh untuk ritual tersebut. Mereka menyusuri jalan-jalan perumahan dan gang-gang kecil sambil tak henti berdendang. Tradisi ini terus diturunkan dari masa ke masa, sejak 150 tahun yang lalu.
Tradisi Ramadan lainnya adalah festival jajanan yang digelar di pinggir jalan raya dan di lapangan. Dijual aneka jus buah-buahan yang menyegarkan. Makanan paling popular untuk disantap waktu buka puasa adalah pivaju, yaitu sejenis kacang yang di dengan bumbu bawang dan bubuk kacang.
Selain pivaju ada juga makanan lain yang menggugah selera, yaitu beguni yang terbuat dari tepung dan bubuk kacang pulse (muri), yakni beras mer berbumbu bawang merah, bawang putih, cabai dan rempah-rempah lain. Masih banyak lagi jenis makanan lezat yang dijual di pasar Ramadan ini.
Bangladesh memiliki tradisi cerdas untuk menyambut bulan suci Ramadan. Setiap bulan Ramadan datang, pemerintah Bangladesh yang digawangi oleh menteri urusan agama bekerja sama dengan lembaga-lembaga lslam mengadakan pameran buku.
Pameran digelar terutama di masjid-masjid. Jadilah setiap bulan Ramadhan rakyat Bangladesh mengisi waktu luangnya dengan membaca buku. Pada pameran buku ini terlibat puluhan penerbit buku yang menjual karya-karyanya.
Untuk menarik pengunjung diadakan diskon besar-besaran, bahkan di waktu-waktu tertentu dibagikan buku-buku secara gratis. Rakyat Bangladesh begitu antusias mengunjungi pameran buku. Tradisi cerdas ini layak dicontoh oleh negara lainnya.
Chand Raat dan Perlombaan Eid Fitri
Di malam terakhir Ramadan (masyarakat Bangladesh an sabit chand raat, artinya malam bulan) kehadiran awal Syawal disambut meriah. Orang-orang memadati pasar dan pusat perbelanjaan bersama keluarga dan anak-anak. Mereka berbelanja untuk keperluan Idul Fitri, pakaian baru, bahan makanan dan aneka keperluan lainnya.
Para wanita dan anak perempuan menghias tangan mereka dengan henna dan mengenakan gelang tangan berwarna-warni. Toko pasar akan dibuka hingga subuh hari, dan pengunjung tak juga sepi.
Pada pagi hari yang fitri, semua orang bersemangat menyambutnya. Mereka membersihkan badan, lalu berbondong-bondong pergi ke masjid untuk shalat sunnah ldul Fitri. Sebelumnya, mereka juga membayar zakat fitrah.
Seusai shalat, semua saling bersalaman dan mendoakan. Ucapan “eid mubarak” bertaburan. Anak-anak berebut untuk bersalaman dengan orang tua dan berharap mendapatkan uang yang disebut eidi.
Beberapa di antara mereka kemudian pergi berziarah ke makam keluarga. Mereka juga mengunjungi keluarga dan tetangga untuk memberikan penghormatan. Dalam kesempatan istimewa ini, hidangan khusus yang kerap disajikan adalah shemai. Makanan ini terbuat dari bihun yang dipanggang.
Pada hari pertama dan kedua bulan Syawal ini, para wanita Bangladesh tak ikut berkunjung dan keluar rumah. Semua sibuk di dapur mempersiapkan hidangan istimewa yang akan diberikan kepada para tamu. Para wanita mengunjungi keluarga dan teman-temannya pada hari ketiga perayaan Idul Fitri.
Usai saling berkunjung, Idul Fitri di Bangladesh semakin meriah dengan diadakannya festival yang diadakan di pasar, pusat perbelanjaan dan restoran.
Di pedesaan, festival ini dilakukan di tepi sungai atau di bawah pohon rindang. Berbagai hasil kerajinan rakyat dan makanan tradisional juga dijual di festival ini. Festiva ini juga dimeriahkan dengan pemutaran film, komidi putar dan pertunjukan boneka.
Terkadang, di beberapa sungai, dilakukan lomba perahu hias. Hadiah lomba disediakan oleh berbagai orang-orang kaya di sekitar sungai. Berbagai permainan tradisional khas Bangladesh seperti hadudu atau kabadi dan dariabanda juga diadakan, sebagai hiburan kepada warga.
Permainan Kabadi Kabadi atau disebut hadudu di Bangladesh adalah permainan tradisional yang banyak dimainkan di Asia Selatan. Dua tim saling berhadapan, seorang penyerang akan ditugaskan untuk menerobos daerah lawan. Permainan ini awalnya dimaksudkan untuk mengembangkan kekompakan tim.
Pertandingan sepak bola dan kriket yang populer di Bangladesh juga diadakan dalam kesempatan ini. Aneka permainan dan festival yang diadakan di hari Idul Fitri membuat suasana yang meriah. Setelah menikmati keriuhan, masyarakat Bangladesh kembali mendapatkan semangat baru untuk melakukan aktivitas di hari selanjutnya.
Laporan: Muhammad Ibnu Abbas