KedaiPena.Com – Azerbaijan adalah sebuah negara kaya minyak di Semenanjung Balkan, Eropa Timur. Kota Baku merupakan ibukota negara ini. Mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Bahasa Azerbaijan menjadi bahasa nasional, di samping bahasa Rusia.
Sebelum memperoleh kemerdekaan, Azerbaijan merupakan negara jajahan Uni Sovyet. Kemerdekaan diperoleh pada 30 Agustus 1991. Sedangkan Hari Nasionalnya adalah 28 Mei, untuk mengenang hari berdirinya Republik Demokratik Azerbaijan pada tanggal 28 Mei 1918.
Negara berbatasan dengan Rusia, Iran Armenia dan Laut Kaspia. Azerbaijan memiliki luas wilayah 86.600 km persegi. Dengan daya tarik kekayaan minyak yang dimilikinya, negara ini menjadi rebutan banyak bangsa.
Pada abad ke-7 (tahun 642 M) tentara Arab (Islam) melakukan serangan ke Azerbaijan dan berhasil mengalahkan tentara Kristen. Azerbaijan kemudian di bawah kekhalifahan Turki hingga abad ke-18. Akhirnya, Uni Sovyet menjajah Azerbaijan hingga abad ke-20.
Selama dikuasai oleh Uni Sovyet, rakyat Azerbaijan terpinggirkan. Pemerintahan dan bisnis, termasuk hasil minyak dimonopoli oleh Uni Sovyet. Semangat untuk memperoleh kemerdekaan tercipta setelah dibentuknya Himmat yang kemudian berubah namanya menjadi Musavat pada tahun 1912.
Musavat itu merupakan suatu badan yang dibentuk oleh kaum intelektual Azerbaijan, sebagai wadah bagi mereka untuk memperjuangkan kemerdekaan negaranya.
Perkembangan Islam di Azerbaijan
Dilansir dari buku ‘Jejak Ramadan di Berbagai Negara’ karangan Nurul Asmayani dan kawan-kawan, pertama kali Islam masuk ke Azerbaijan melalui ekspansi yang dilakukan tentara Arab, yaitu pada abad ke-7 Masehi.
Kemenangan pasukan Islam atas pasukan Kristen, membuat banyak rakyat Azerbaijan memilih untuk meninggalkan ajaran agama Majusi dan memeluk agama Islam. Pada abad ke-10, Imperium Bani Seljuk ke Azerbaijan masuk dan terjadilah kawin campur antara bangsa Persia dan bangsa Turki.
Pada abad ke-15 Masehi, Islam di Azerbaijan semakin jaya, di bawah kekuasaan Dinasti Safavid. Raja pertama dinasti ini, Shah Ismail (1486-1524 M), mendeklarasikan paham Syiah sebagai agama resmi negara, walaupun mayoritas pemeluk Islam Azerbaijan menganut paham Suni. Hal ini menyebabkan ketidaksenangan pemerintah Ottoman Turki yang menganut paham Suni.
Masuknya Uni Sovyet ke Azerbaijan pada abad ke-18, memporak-porandakan tatanan Islam di sana. Uni Sovyet sendiri menganut ajaran komunis (tidak mengenal adanya Tuhan). Banyak bangunan masjid yang dihancurkan oleh pihak Uni Sovyet. Hanya satu tradisi yang diperkenankan untuk tetap dilakukan, yaitu tradisi gamezani. Tradisi ini memukulkan pisau dan senjata tajam sejenisnya ke tubuh.
Tradisi ini ditentang banyak ulama, karena membahayakan diri dan tidak ada manfaatnya. Jadi jelas Uni Sovyet hanya ingin mengaburkan nilai kebenaran dan hanya menyisakan tradisi yang tidak bermanfaat. Ini yang membuat penganut paham Syiah dan Suni sepakat untuk menghilangkan ketegangan di antara mereka.
Setelah Azerbaijan memperoleh kemerdekaan dari Uni Sovyet pada tahun 1990, Islam kembali bangkit dan berkembang. Dengan adanya bantuan dana dari negara-negara Islam seperti Saudi Arabia, Iran dan Oman, muslim Azerbaijan kembali membangun masjid dan melakukan pembinaan dan pembelajaran agama Islam bagi para pemeluknya.
Namun saat itu pengaruh Uni Sovyet tetap terasa. Buktinya, walaupun mayoritas penduduk beragama Islam, tapi tidak otomatis mengadopsi Islam sebaga idasar negara. Pada Artikel 6 Undang-Undang Dasar Azerbaijan disebutkan bahwa Azerbaijan adalah negara sekuler. Peran politikus lslam juga sangat terbatas, baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Tradisi Ramadan di Azerbaijan
Sebagai negara yang penduduk muslim mayoritas muslim, Azerbaijan juga sanga antusias menyambut datangnya bulan suci yang mulia. Mereka melakukan puasa atau orudzhlug dalam bahasa Azerbaijan, dan melakukan banyak ibadah lain untuk meningkatkan ketakwaan.
Tradisi Ramadan yang sangat populer dilakukan muslim Azerbaijan adalah mengunjungi Bukit Syuhada yang berada di kota Baku. Bukit ini merupakan merupakan tempat pemakaman ratusan korban kekejaman tentara Uni Sovyet. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 20 Januari 1990, menjelang runtuhnya negara Uni Sovyet.
Terdapat masjid di bukit itu. Para syuhada dibantai di halaman masjid, saat mereka berusaha menyampaikan aspirasi bagi kebebasan dan kemerdekaan Azerbaijan. Peristiwa pelanggaran terhadap hak asasi manusia ini, selalu dikenang oleh muslim Azerbaijan.
Seperti Iran, muslim Azerbaijan saat ini mayoritas menganut paham Syiah. Mereka berkeyakinan bahwa pada zaman Rasulullah SAW, tidak dilaksanakan shalat tarawih di masjid. Karena itulah, muslim Azerbaijan hanya melakukan shalat sunnah tarawih di rumah masing-masing.
Muslim Azerbaijan lebih selektif dalam memilih makanan yang mereka makan selama bulan Ramadan. Sesuai dengan kondisi negaranya, di musim panas, negeri ini akan sangat kering dan kerap tidak turun hujan. Anda pasti dapat membayangkan, betapa beratnya menjalankan ibadah puasa di sana.
Pada musim itu, rata-rata waktu puasa cukup panjang, bisa mencapai 16 jam. Untuk itu, mereka harus bisa menjaga stamina tubuh tetap bugar menjalani puasa. Menu makanan mereka lebih banyak terbuat dari bahan sayur-sayuran dan buahan. Termasuk hidangan untuk sahur maupun berbuka puasa.
Dengan begitu, walaupun sedang berpuasa mereka tetap bisa menjalankan aktivitas seperti biasanya. banyak Di bulan Ramadan, muslim Azerbaijan juga menjalin silaturahmi dengan kerabat dan rekan-rekannya. Terutama yang lebih muda, akan mendatangi kerabatnya yang lebih tua.
Biasanya, mereka saling memberi makanan khas Azerbaijan, sebagai buah tangan bagi tuan rumah maupun sebagai santapan bersama saat buka puasa. Saat berbuka adalah saat berkumpul bersama, mereka mengelilingi sebuah meja besar untuk menikmati kurma, manisan dan pilaf.
Ramazan Bayram Bertabur Hadiah
Idul Fitri atau Ramazan Bayram adalah saat untuk menabur kebahagiaan. Keluarga besar berkumpul setelah shalat Idul Fitri lalu saling memberikan hadiah sambil menikmati hidangan khas hari raya yang lezat dan berlimpah.
Setelah itu, mereka saling mengunjungi teman dan kerabat lainnya. Pakaian mereka indah dan berwarna-warni. Anak-anak juga diajak ke taman bermain dan tempat hiburan.
Shalat Idul Fitri sendiri berlangsung meriah di seluruh masjid utama di negeri ini. Pemerintah memberikan waktu libur tiga hari bagi masyarakat muslim untuk merayakan hari besar ini.
Hari libur ini diberikan setelah mendapatkan masukan dari Ketua Muslim Kaukasia. Hari ini juga akan menjadi saat yang dinanti oleh orang-orang yang kurang mampu.
Karena pada hari inilah orang-orang kaya di Azerbaijan akan memberikan banyak zakat, infak dan sedekah kepada fakir miskin. Itulah ungkapan rasa syukur kepada-Nya atas kenikmatan yang diberikan, ldul Fitri benar-benar bertabur hadiah di Azerbaijan, Anda juga ingin mendapatkannya?
Laporan: Muhammad Ibnu Abbas