KedaiPena.Com – Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengklaim, bahwa rencana pembangunan apartemen di dekat gedung DPR untuk mempermudah akses para anggota legislatif untuk menuju kantor telah disetujui pemerintah.
“Pemerintah setuju gak ada masalah, anda jangan melihat sekarang dong kita lihat masa depan demokrasi kita. Apalagi saya bicara, tanah Slipi kosong, itu kan negara bisa menggunakannya untuk kepentingan yang lain. Daripada beli tanah dari orang, beli gedung dari orang, mendingan pakai tanah negara. Kantong pemerintah gede dan kantong yang dipakai DPR setiap tahun 0,00 sekian persen. Jadi gak besar,” kata politisi PKS itu di Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen Jakarta, Jumat (12/8).
Dia juga menjelaskan, pembangunan apartemen juga dapat mempermudah dan sangat efektif untuk para wakil rakyat dalam menjalankan tugas-tugasnya.
“Anggota DPR di masa mendatang itu dia mesti tinggal di dekat DPR. itu ide dari perluasan, kalau tinggal di dekat DPR sinikan tidak ada lagi alasan telat karena macet, karena bisa jalan kaki dari Taman Ria sampai kesini (DPR RI),” ujar dia.
Fahri menilai dari sisi DPR sendiri pun tidak ada yang perlu di khawatirkan soal anggaran karena uang untuk infrastruktur ini sangat kecil.
“Itu semua juga dalam rangka itu (pembangunan infrastruktur). Pemerintah kekurangan uang tapi kan membangun terus. Ini infrastruktur, emang anda kira ini apa? Emang ini milik pribadi. Ini infrastruktur demokrasi lho. Ini jantung persoalan kita yang kita perjuangkan. Jadi jangan dianggap main-main. Jangan dianggap tidak penting. Bahaya lho,” tandas dia.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) pernah mengungkapkan bahwa ada 14 kriteria rakyat miskin di Indonesia saat ini.
Salah satu kriteria tersebut adalah rakyat miskin Indonesia tinggal dirumah dengan beratapkan rumbia, beralaskan tanah liat dan kamar rumah hanya dilapisi bambu kering yang mudah terbakar.
Tentu saja, apartemen yang diusulkan para wakil rakyat tersebut sangat dingin karena ada mesin pendingin (AC), kasur empuk dan fasilitas mewah lainnya dan tentu saja sangat kontras dengan tempat tinggal rakyat yang diwakilinya yang masih kepanasan kala kemarau.
Laporan: Muhammad Hafidh