KedaiPena.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani bersama Komisi XI DPR menggelar rapat kerja terkait dengan pemangkasan APBN 2016 sebesar Rp133,8 triliun yang dilakukan terhadap belanja Kementerian Lembaga (KL) dan transfer ke daerah dan dana desa.
Sri Mulyani menjelaskan, saat ini kondisi perekonomian global dihadapkan dengan stagnasi sekuler, artinya, dibutuhkan kebijakan yang realitas untuk menghadapi setiap perubahan.
“Kondisi perkonomian global dan nasional mempengaruhi proyeksi cost penerimaan negara,” kata Sri Mulyani saat rapat kerja di Ruang Rapat Komisi XI DPR, Kamis (25/5).
Dalam kondisi itu, ekspor impor berada dalam kondisi negatif. Dengan begitu, maka volume menyebabkan penerimaan pajaknya berkurang.
“Kalau sisi suplai pajak kita berasal dari pertambangan penggalian, maka growth kita negatif. Begitu juga sisi penerimaan negara dari sisi komoditas base (gas, oil, mineral) semua mengalami penurunan,” ujarnya.
“Dengan situasi menantang ini, perekonomian kita membutuhkan kebijakan yang tepat dan juga berhati-hati,” lanjutnya.
Dia mengungkapkan, banyak negara melakukan penyesuaian pemulihan untuk perekonomiannya masing-masing termasuk perekonomian Indonesia. Hal ini lantaran kondisi perkonomian global dan nasional mempengaruhi proyeksi cost penerimaan negara.
“Untuk itu diperlukan satu kebijakan menghadapi situasi seperti itu,” ujar Sri Mulyani.
(Prw/Apit)