KedaiPena.Com- Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS menegaskan, keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkan uji materi terhadap UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum terkait batas usia capres-cawapres yang diajukan mahasiswa Unsa bernama Almas Tsaqibbirru Re A. Almas sebagai sebuah karpet merah bagi Gibran Rakabuming Raka untuk berkontestasi di Pilpres 2024.
Fernando sapaanya memandang, keputusan MK tersebut juga tidak bisa dilepaskan dari pengaruh Gibran Rakabuming yang merupakan ponakan dari Ketua MK Anwar Usman. Sehingga keberadaan Anwar Usman di MK sangat sarat dengan konflik kepentingan.
“Apalagi kalau Gibran menjadi cawapres Prabowo dan sengketa pilkada disidangkan oleh MK maka Anwar Usman tidak bisa dari konflik kepentingan karena Gibran merupakan keponakannya,” kata Fernando, Selasa,(17/10/2023).
Seharusnya, kata Fernando, Anwar Usman mundur dari Ketua MK agar tidak semakin terpuruk dibawah kepemimpinannya. Fernando tak menampik, keputusan ini juga menjadi catatan buruk bagi pemerintah lantaran terpuruknya MK dan menurunnya tingkat kepercayaan pada saat Jokowi menjadi Presiden.
“Terlalu panjang dan berliku usaha Jokowi untuk mempertahankan kekuasaan. Saya melihat dimulainya upaya tersebut dari usaha memperpanjang masa jabatan, mendorong masa jabatan presiden 3 periode sampai pada akhirnya membuka peluang bagi anaknya Gibran menjadi kontestan pilpres 2024,” jelas Fernando.
Fernando pun kembali menduga bahwa
pernikahan adik Jokowi yakni Idaya dengan Anwar Usman adalah pernikahan politk. Fernando menilai, pernikahan tersebut dilakukan lantaran untuk kepentingan politik keluarga Jokowi.
“Dengan adanya upaya untuk mempertahankan kekuasaan, jangan-jangan ada sesuatu yang dikhwatirkan Jokowi terkait persoalan hukum,” kata Fernando.
Dengan demikian, Fernando berharap,
masyarakat semakin cerdas menyikapi keputusan MK yang memberikan karpet merah bagi Gibran. Fernando menyarankan masyarakat menggunakan hak suaranya untuk memilih capres yang bukan merupakan upaya membangun politik dinasti.
“Menggunakan hak suaranya untuk memilih capres yang bukan merupakan upaya membangun politik dinasti,” tandas Fernando.
Laporan: Tim Kedai Pena