KedaiPena.Com – Kejuaraan Arung Jeram tingkat dunia, World Rafting Championship (WRC) 2016 di Abu Dabhi, Uni Emirat Arab akan segera digelar 31 Oktober hingga 5 November mendatang.
Salah satu tim yang akan ikut serta dalam kejuaraan bergengsi itu berasal dari Provinsi Sumatera Utara. Yakni, Junior Woman u23 Rafting Team North Sumatera Province, besutan kampus Unimed dan Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Sumatera Utara.
Siapa sangka, satu dari 5 atlit Rafting yang akan berlaga di kejuaraan tingkat dunia itu adalah putri asal Kabupaten Tapanuli Tengah, tepatnya beralamat di jalan DI Panjaitan, Kecamatan Pandan. Namanya Putri Mentari Rahman, gadis berhijab kelahiran 1994 di Kota Sibolga.
Saat diwawancarai KedaiPena.Com melalui seluler, Kamis (20/10), Putri mengaku saat ini tengah berlatih keras bersama tim nya untuk bisa menaklukkan jeram buatan di Wadi Adventure Al Ain di Abu Dabhi itu.
“Ya, sedang berlatih keras ini bang, meningkatkan daya tahan, karena nanti tekniknya fortaging untuk masing-masing jenis lomba yakni Down River Race, Head to Head, Slalom dan Sprint, dia (tekniknya-red) ngangkat perahu pribadi, 100 meter, jadi nanti sungainya sungai buatan, ada 4 lap, setiap lap ngangkat perahu 100 meter, jadi kan, kecepatan lari dan fisik memang diukur,†kata Putri.
Menghadapi kejuaraan ditingkat internasional itu, Putri bersama rekan-rekannya mengaku tetap optimis dan bangga. Mengingat, keikutsertaan atlit putri asal Sumut di ajang Arung Jeram Internasional adalah yang pertama kali.
“Ini kan sejarah, pertama kalinya tim putri dari Sumut masuk level Internasional,†kata Alumnus SMA N 1 Matauli ini.
Meski demikian, ia mengakui bahwa sejumlah tim dari negara-negara ternama bukanlah lawan enteng. Apalagi, negara-negara peserta seperti Jepang, Rusia, Jerman yang dikenal all out dalam hal dukungan kepada para atlitnya.
“Itulah, kalau dilihat dari pesaing, udah 4 negara, ada Jepang, Rusia, Jerman, tapi Insyaallah, dapat 3 besar, karena kan pesaingnya juga besar, pemerintah mereka juga peduli, kemudian secara postur juga,†kata anak pertama dari 4 bersaudara ini.
Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial, jurusan Pendidikan Geografi ini menceritakan, hobinya pada olahraga ekstrem awalnya mengundang pertanyaan besar dari keluarga, khususnya sang Ayah.
Namun rasa heran keluarga itu tak berlangsung lama, aktifitas Arung Jeram yang ditekuni Putri serta berbagai kegiatan lain yang ia ikut di organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) misalnya mendaki gunung akhirnya mendapat restu 100 persen.
“Pernah bapak nanyak juga, karena dari keluarga gak ada yang daki-daki gunung, Arung Jeram, gak ada, tapi akhirnya ya mendukung 100 persen, bapak juga menelpon alumni Matauli agar memberikan dukungan,†tutur gadis manis berkacamata ini.
Sementara itu, terkait persiapan menjelang keberangkatan ke Abu Dabhi 28 Oktober mendatang, Mahasiswi yang kini menginjak semester IX ini mengaku ia dan rekan se timnya masih terus berjuang mengumpulkan dana dari sejumlah donator.
“Kemarin waktu launching, tanggal 28 Oktober ini (berangkat), Insyaallah ini visanya sedang diuruskan, jadi waktu launching ada beberapa donator. 20 juta dari pak ketua FAJI, pak Soekirman,†kata Putri.
Putri mengaku, jumlah dana yang terkumpul masih jauh dari yang diharapkan yakni sekitar Rp300 juga sesuai proposal yang diajukan. Upaya untuk mendapatkan bantuan dari kampus Unimed juga masih belum menemukan hasil.
“Kita lagi bermasalah di kampus, mau minta dukungan ke Rektor, tapi dapat kendala di perjumpaan, kami belum jumpa. Padahal launching sudah diundang, tapi tetap tak datang. Padahal dulu waktu pak Ibnu (Rektor lama-red) banyak support,†beber Putri.
Untuk itu ia bersama tim nya masih terus mengharapkan bantuan dari banyak kalangan, termasuk daerah baik di tingkat Provinsi maupun ditingkat kabupaten Tapteng atau Kota Sibolga.
“Sering juga kefikiran, kalau dari daerah bisa membantu, misalnya dari Sumut, atau Pemerintah Tapteng atau entah ada redaksi media bisa bantu kami biar kek mana bisa men-support kami,” kata Putri penuh harap.
(Dom)