KedaiPena.Com – Anggota Komisi XI Fraksi Partai Golkar Puteri Anetta Komarudin menekankan perihal penerapan prinsip kehati-hatian dalam penyelenggaraan investasi oleh perusahaan asuransi sosial pelat merah Asabri.
“Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai saham perseroan yang digenggam Asabri merosot dari Rp10,2 triliun menjadi hanya Rp2,1 triliun. Asabri pun mengalami RBC negatif sebesar 571,17% pada 2019, bahkan masih akan negatif pada tahun ini (643,49%). Untuk memulihkan kondisi ini, diperlukan peningkatan aset sebesar Rp7,26 triliun. Oleh karena itu, kami perlu diberi tahu apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana strategi Asabri untuk upaya pemulihan ini,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar ini kepada wartawan, Kamis, (30/1/2020).
Perusahaan asuransi yang mengelola dana anggota TNI dan Polri ini mengakui bahwa dalam beberapa tahun ke belakang pihaknya agresif melakukan investasi untuk menutupi kekurangan dari beban manfaat polis di masa mendatang. Namun, sepanjang 2019, Asabri mengalami kerugian investasi senilai Rp4,84 triliun.
Terkait keputusan investasi tersebut, Puteri meminta pihak Asabri untuk memberikan dokumen-dokumen yang mendasari keputusan mereka untuk berinvestasi, seperti risalah rapat dewan direksi terkait pengelolaan investasi, SOP terkait keputusan investasi, serta kronologis hingga akhirnya Asabri memutuskan berinvestasi di saham-saham yang di luar LQ45.
“Karena yang sebenarnya ingin masyarakat ketahui dan kami tekankan adalah apakah Asabri menerapkan prinsip kehati-hatian atau tidak pada saat mengambil keputusan berinvestasi yang akhirnya merugi ini,” ucap Puteri.
Lebih lanjut, dalam upaya pemulihan aset, langkah utama yang akan dilakukan oleh Asabri adalah meminta pertanggungjawaban kepada pihak-pihak terkait.
“Atas penurunan nilai aset saham sebesar Rp10,9 triliun akan dipulihkan melalui pemenuhan tanggung jawab dari Heru Hidayat sebesar Rp5,8 triliun dan Benny Tjokro sebesar Rp5,1 triliun. Selain itu, kami juga akan meminta pertanggungjawaban atas kinerja manajer investasi yang performa kinerjanya buruk,” papar Direktur Utama Asabri Sonny Widjaja.
Laporan: Muhammad Hafidh