KedaiPena.Com – PT Pupuk Kujang merespon rencana pemerintah untuk mengalihkan subsidi di sektor pupuk. Kemungkinan, dengan pengalihan subsidi, berdampak pada harga yang akan dikerek ke harga pasar.
“Ya kami harus segera merespons,” tegas Direktur Utama (Dirut) PT Pupuk Kujang Nugraha Budi Eka Irianto di Jakarta, belum lama ini.
Sebagai, bentuk rasionalisasi bisnis, pasca pengalihan subsidi, PT Pupuk Kujang membuka kemungkinan menutup satu pabrik.
“Mungkin harus kami tutup. Tapi kan kami ingin terlihat berkembang, kami harus produksi yang lain. Produk-produk yang lain. Karena kami juga harus berkembang, membuat pupuk lain. Artinya mengembangkan produksi pupuk non subsidi,” ia melanjutkan.
Untuk pupuk non subsidinya, ada beberapa jenis yang menjadi fokus PT Pupuk Kujang. Antara lain NPK non subsidi, dengan spesifikasi toleransi kandungan unsur Hara + 8%.
“Kemudian Nitrea, dengan spesifikasi kadar Biuret maksimal 1%, kadar Nitrogen minimal 46%. Bentuk butiran prill uncoated 100% larut dalam air dengan warna pink. Kami juga memproduksi pupuk Amonia. Merk pupuk non subsidi kami antara lain Pareku, kcl, Hartus, Jeranti, Excow, Kuriza, Bion-Up, dan Nitroska,” papar dia.
Pupuk non subsidi itu hasil diversifikasi produk. Seperti Urea, Pupuk Kujang memproduksi Urea tidak yang standar tapi ditambah unsurnya. Dan masing-masing jenis pupuk non subsidi ini memiliki kegunaannya sendiri.
“Seperti Jeranti, pupuk itu untuk  buah,  nitrea (nonsubsidi), bionitrea ini organik, aregu itu untuk benih padi. Indonesia kan kekurangan benih, impor juga lagi. Exco ini organik yang ditambah hayati, Kuriza ini memperluas akar,” imbuh dia.
Keunggulan pupuk kujang majemuk NPK Kujang, yaitu aplikasi pemupukan lebih praktis karena tidak perlu mencampur beberapa jenis pupuk tunggal. Lalu, mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan pupuk, mampu meningkatkan jumlah dan mutu hasil pertanian, formula, bentuk, dan jenis bahan baku menyesuaikan permintaan konsumen. Pupuk ini bisa sebagai solusi apabila terjadi kelangkaan salah satu jenis pupuk tunggal.
Kemudian, manfaat Bion-Up, yaitu berfungsi untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara makro esensial nitrogen dan fosfat serta menstimulasi pertumbuhan tanaman melalui fitohormon yang dihasilkan mikroba di dalam pupuk hayati.
Bion-Up berguna untuk meningkatkan hasil perkebunan dan hasil berbagai jenis tanaman. Pupuk itu, mengandung konsorsium mikroba sehingga menguntungkan di mana potensi setiap mikroba telah diuji melalui penelitian laboratorium baik uji in vitro maupun uji hayati (bioassay), serta percobaan rumah kaca dan lapangan.
“Pupuk ini mampu mengurangi pemakaian pupuk NPK hingga 30 persen. Pupuk ini, peruntukannya; Hortikultura, Padi dan Palawija. Itu di antaranya kelebihan dari pupuk non subsidi yang kami produksi. Yang pasti, memiliki kelebihan dibanding pupuk subsidi,” sambung dia.
Laporan: Muhammad Ibnu Abbas