KedaiPena.Com – Penggunaan pupuk pada pertanian menyumbang 20 persen keberhasilan peningkatan produksi pertanian. Artinya, jika ingin mewujudkan ketahanan pangan, maka keberadaan pupuk harus diperhatikan.
Demikian dikatakan Direktur Utama (Dirut) PT Pupuk Kujang Nugraha Budi Eka Irianto di Jakarta, beberapa waktu lalu.
“Peran pupuk terhadap kedaulatan dan ketahanan pangan sangat besar. Kita bisa produksi beras untuk mencukupi kebutuhan pangan, tapi dari pupuknya kita tidak berdaulat. Nah kedaulatan itu tidak hanya di bidang pangannya, tapi pendukung pangannya juga harus berdaulat. Karena kalau ada satu komponen tidak berdaulat, ya sebetulnya sama saja tidak berdaulat,” jelas dia.
Ia pun mengatakan terus berkontribusi khususnya dalam ketahanan pangan. Pihaknya berupaya untuk dapat menghasilkan pupuk dan produk pertanian yang berkualitas bagus dengan harga kompetitif. Dan sejauh mungkin menggunakan sumber daya lokal.
“Sejak akhir tahun 2014 Pemerintah mencanangkan program untuk mencapai swasembada pangan dalam tiga tahun mendatang. Hal ini merupakan merupakan kesempatan sekaligus juga menjadi tantangan bagi seluruh pemangku kepentingan, khususnya PT Pupuk Kujang yang menghasilkan pupuk yang memengaruhi produktivitas pertanian di Indonesia,” imbuh dia.
Untuk menghasilkan produksi pupuk yang berkualitas baik demi menjaga ketahanan dan kedaulatan pangan, PT Pupuk Kujang melakukan berbagai inovasi dan pengembangan perusahaan. Hal ini dilakukan melalui kegiatan studi dan penelitian, baik dilakukan sendiri maupun bekerjasama dengan lembaga atau badan penelitian.
“Kajian yang kami lakukan, di antaranya revamping pabrik kujang 1A, yang telah berumur 30 tahun lebih dan memiliki konsumsi sebesar 34 MMBTU/ ton urea. Bila dibandingkan dengan konsumsi energi Pabrik Kujang 1B hanya sebesar 26 MMBTU/ ton urea, konsumsi energi pabrik kujang 1A dinilai boros. Dengan tidak efisiennya konsumsi energi pabrik kujang 1A dan dengan kendala ketersediaan pasokan gas di Jawa Barat yang semakin terbatas serta harga gas yang cenderung meningkat, maka PT Pupuk Kujang melakukan kajian revamping Pabrik Kujang 1A,” ia menjelaskan.
Sasaran hasil kajian adalah memilih beberapa alternatif upaya terhadap proses produksi Pabrik Kujang 1A. Di antaranya adalah optimalisasi Pabrik Kujang IA dg melakukan penggantian peralatan serta modifikasi peralatan dan proses agar tingkat konsumsi energi/gas bumi menjadi turun pada status pasokan saat ini.
“Sasaran lain adalah Substitusi Unit Utilitas Gas Bumi dengan Unit Utilitas Batubara agar gas bumi hanya digunakan sebagai gas proses yang menjadikan kebutuhan gas bumi turunan. Gasifikasi batubara membuat tidak lagi tergantung pada gas bumi. Hasil rekomendasi kajian tersebut adalah subtitusi unit utilitas gas bumi dengan unit utilitas batubara merupakan alternatif yang paling aplikatif untuk mengurangi konsumsi gas bumi,” papar dia.
Dari kajian itu, muncul beberapa rekomendasi, di antaranya melakukan knversi energi gas bumi untuk utilitas menjadi batubara, maka pasokan gas yang tersedia seluruhnya dapat dialokasikan menjadi bahan baku produksi Urea.
Selain kajian, PT Pupuk Kujang juga melakukan inovasi, dengan tujuan menghasilkan produk pertanian seperti pupuk organik dan benih tanaman pangan. Inovasi akan menjadi keunggulan kompetitif agar dapat menyediakan produk dan jasa industri pertanian yang lebih menyeluruh.
“Yang pasti kami banyak melakukan inovasi agar produk kami berkualitas, efisien dan terjangkau, sehingga kami pun turut berperan dalam program ketahanan dan kedaulatan pangan ini,” tandasnya.
Laporan: Galuh Ruspitawati