KedaiPena.Com– Masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah disebut-sebut menginginkan agar situasi dapat tenang di masa-masa pemulihan ekonomi.
Hal ini termasuk tidak menginginkan adanya kegaduhan politik dan pembelahan di masyarakat akibat Pemilu Serentak 2024 sebagaimana terjadi pada Pemilu 2019 lalu.
Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang mengaku mempunyai Big Data soal aspirasi masyarakat di sosial media terkait dengan pemilu 2024.
“Kalau di bawah menengah bawah ini itu pokoknya pengen tenang, bicaranya ekonomi, tidak mau lagi seperti kemarin, karena tidak mau lagi kita sakit gigi dengar ‘kampret’, ‘kecebong’, ‘kadrun’ lah itu kan menimbulkan tidak bagus,” ujar Luhut dikutip dari kanal YouTube Deddy Corbuzier, dikutip Sabtu (12/3/2022).
Selain itu, kata Luhut, masyarakat juga menyoroti anggaran Pemilu 2024 yang bakal mencapai Rp 110 triliun.
Berdasarkan big data tersebut, kata Luhut, masyarakat tidak Ingin menghabiskan uang ratusan triliun untuk penyelenggaraan pemilu, padahal kondisi masih susah karena terdampak pandemi COVID-19.
“Sekarang kita coba tangkap dari publik, itu bilang kita mau habisin Rp 110 triliun lebih untuk memilih ini keadaan begini, ngapain sih. Rp 110 triliun untuk Pilpres dengan Pilkada, kan serentak. Nah itu yang rakyat ngomong,” beber Luhut.
Luhut mengaku, ada sekitar percakapan dari 110 juta masyarakat di media sosial yang menginginkan agar pemilu 2024 dapat ditunda.
“Kita kan punya big data, kita ingin lihat, dari big data itu 110 juta itu macam-macam, dari Facebook dan segala macam, karena orang main Twitter, kira-kira 110 juta-lah,” tandas Luhut.
Laporan: Muhammad Lutfi