Di hatimu yang dalam. Walaupun kelam, disana ku temukan rembulan.
Bermain-main dengan kesepian.
“Kesepian itu dunia yang merindu,” ucapku kepadamu.
Pada waktu kau peluk tubuhku, aku hisap hangatmu.
Aku menulis cerita rindu pada punggungmu.
Dan sinar kunang-kunang menerangi hatimu yang lugu.
Di bibirmu yang ku kecup, Aku temukan masa kanak-kanak.
Kenangan akan balon warna-warni yang ku pegang erat.
Serta layang-layang yang selalu kubawa pulang saat senja.
“Bahagia tak pernah kita duga, kekasih.” katamu
Di balik gerimis yang jatuh, saat pagi mengeja dunia.
Aku temukan serpihan waktu lampau.
Kisah asa dewa yang tergantung di pohon kamboja dan altar doa.
Ku lihat dirimu menanam sebuah benih.
Pada sajak yang kau lipat-lipat di kertas putih.
Di sana segala rahasia gugur dalam sunyi.
Tapi bersamamu, aku telanjur suka tenggelam kekasih.
Menerka kerinduan yang diam. Membaca rahasia dibalik purnama.
Merangkai bimbang di balik buket kembang.
Oleh Pecinta Sastra Aditya Iskandar