KETIKA senapan diarahkan ke muka si miskin, Aku berdoa.
Ketika penguasa sibuk duduk tertawa dengan para koruptor, Aku berdoa.
Ketika sepatu tentara dipakai untuk menginjak rakyatnya, Aku berdoa dengan isak.
Ketika gubuk si miskin kau robohkan dengan angkara, Langit menjadi saksi.
Suatu saat kawan. Suatu saat doa-doa itu akan menjelma bahaya; semesta yang memberontak.
Di waktu itu tak ada lagi ketakutan. Kami bangkit untuk melawan sampai mati yang abadi!
Untuk si miskin yang tergusur di Jakarta.
Oleh, Aditya Iskandar, Presidium Suropati