ADALAH sebuah kitab tua yang melegenda
Ketika kubaca selalu saja tak pernah lengkap
Tanpa airmata matahatiku
Agar aku merasakan lagi belaianmu
Yang datang berhembus lewat jendela waktu
Seperti kita pernah berkawan kecil
dan engkau menjadi gadis kecilku
yang kau bawa aku berlari
di bukit hijau itu
Sengaja terjatuh pada padang rumput sembari tertawa tawa
dan kau Ibuku
Seperti kita telah mengalami bersama usia belia
yang penuh dengan baju baju baru
dan kepang dua rambutmu
Serta muda senyuman gadismu
kita perlu sepeda mini
dengan keranjang besar di depannya
wahai, Bunda
Seperti engkau adalah pelajar yang baru pindah
ke sekolah tempatku menuang khayal dan angan-angan
Dan kita duduk sebangku
Gelisah menunggu bel istirahat pagi
Agar aku bisa mengajakmu makan bakso di kantin
Agar engkau sembunyikan rokokku di tas sekolahmu
supaya aman dari razia guru BP
Karena kau Ibuku
Engkau selalu gadis
Selalu perawan muda
Selalu cantik
Selalu menawan hatiku
Selalu bawakanku senyuman
Dan aku selalu cinta padamu,
Bu
Oleh Pecinta Sastra Makassar, Es Batoe (22 September 2013)