KedaiPena.Com – Dalam status siaga, masyarakat di sekitar Gunung Bromo dan pengunjung serta wisatawan diimbau tetap tenang. Mereka juga dilarang memasuki kawasan dalam radius 2.5 km dari kawah aktif Gunung Bromo.
“Masyarakat di sekitar Bromo diharap tenang, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Bromo, dan tetap menjaga kewaspadaan terhadap kejadian erupsi yang menerus dan lebih besar,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam keterangan kepada KedaiPena.Com, Senin (26/9).
BNPB terus melakukan koordinasi dengan PVMBG, BPBD Provinsi Jawa Timur, dan BPBD Probolinggo, Malang dan Pasuruan tentang aktivitas G. Bromo.
“Belum perlu ada pengungsian. Di dalam radius 2,5 km adalah lautan pasir dan tidak ada permukiman,” sambungnya.
Wisatawan tetap dapat menikmati keindahan Gunung Bromo. Wisatawan dari Pasuruan dapat melihat keindahan Gunung Bromo, Gunung Batok dan Gunung Semeru dari Tosari dan Penanjakan.
Dari Probolinggo pemandangan dapat dilihat dari Ngadasari. Jika dari Lumajang dapat dilihat dari Argosari B29. Justru saat terjadi erupsi maka wisata erupsi dapat dinikmati dari tempat aman.
“Dengan kenaikan status Siaga ini diharapkan tidak menyurutkan wisatawan berkunjung. Erupsi Bromo dapat dimanfaatkan menjadi daya tarik wisata, khususnya untuk melihat keindahan asap letusan yang keluar dari dalam kawah Bromo,” imbuhnya.
“Ini adalah peluang daya tarik sendiri dari Gunung Bromo. Tidak perlu ditakuti, asal wisatawan berada pada tempat yang aman yaitu di luar radius 2,5 km. Material vulkanik yang keluar dari kawah Bromo seringkali membentuk berbagai karakter, seperti harimau, wayang, elang, payung, hingga munculnya pelangi sesaat setelah dentuman dan kepulan asap keluar dari kawah,” pungkas Sutopo.
(Prw)