KedaiPena.Com – Nawacita merupakan visi misi dan program aksi Jokowi-JK pada Pilpres 2014. Hal ini sebagai jalan menuju Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian. Nawacita merupakan jawaban atas tiga masalah pokok bangsa saat ini yaitu merosotnya kewibawaan negara, melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional dan merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian bangsa.
Nawacita wujud daripada meneguhkan kembali ideologi bangsa yaitu ideologi Pancasila 1 Juni dan Trisakti. Pancasila sebagai dasar dan arah dalam membangun jiwa bangsa, dan Trisakti menjadi dasar memulihkan kembali harga diri bangsa Indonesia, menjadi basis pembangunan karakter bangsa dan landasan kebijakan nasional.
Melalui Nawacita pemerintahan Jokowi-JK hendak mewujudkan mimpi besarnya yaitu terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian dengan berlandaskan gotong royong.
Ada sembilan prioritas untuk mendukung aksi visi misi Jokowi-JK yaitu mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam perekonomian dan berkepribadian dalam kebudayaan kesembilan agenda tersebut dikenal dengan Nawacita.
Kesembilan Program Prioritas yang dikenal dengan Nawacita diantaranya menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara. Kedua, membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Ketiga, membangun Indonesia dari pinggiran. Keempat menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi.
Selanjutnya, meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan. Keenam, meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Ketujuh mewujudkan kemandirian ekonomi. Kedelapan melakukan revolusi karakter bangsa. Kesembilan memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Organisasi Kesejahteraan Rakyat (Orkestra) pun melakukan survei nasional yang dilakukan oleh tentang “Penilaian dan Evaluasi Terhadap Nawacita tahun 2016â€. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kontrol dan penilaian terhadap kinerja Pemerintahan jelang akhir tahun 2016. Beberapa pertanyaan penting yang diajukan diantaranya bagaimana pengetahuan publik, pemahaman publik, ketertarikan publik, dan relevansi Nawacita dengan Indonesia saat ini.
Ketua Umum Orkestra, Poempida Hidayatulloh mengatakan bahwa ketika responden diajukan pertanyaan apakah anda tahu Nawacita, sebagian besar responden menjawab tidak tahu. Yaitu hanya 28% yang tahu Nawacita.
Kemudian diajukan pertanyaan pendalaman apakah anda mengerti atau memahami program-program dalam Nawacita, sebagian besar responden 46,3% tidak mengerti. Sementara 23,9% menjawab sama sekali tidak mengerti, 19,7% sedikit mengerti, 10,1% mengerti, 0,1% sangat mengerti.
Respon positif diberikan publik terhadap program Nawacita dimana pada saat diajukan pertanyaan apakah anda setuju dengan program Nawacita Jokowi-JK, sebagian besar responden 52% setuju, 13% sangat setuju, 3% tidak setuju. Selebihnya menjawab TT 32%.
Publik memberikan koreksi terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-JK dengan memberikan penilaian bahwa sejauh ini program-program Jokowi dinilai belum sejalan dengan Nawacita. Di mana pada saat publik diajukan pertanyaan apakah program-program pemerintahan Jokowi-JK saat ini sudah sejalan dengan Nawacita, 39,1% menjawab belum sejalan. Sementara 18,6% menjawab sudah sejalan dan sisanya 42,4% menjawab tidak.
Publik juga menilai bahwa Nawacita saat ini masih relevan dalam rangka mewujudkan Indonesia yang lebih baik, dimana pada saat responden diajukan pertanyaan apakah saat ini masih relevan program-program Nawacita dalam rangka mewujudkan Indonesia yang lebih baik, 43,5% menjawab relevan, 7,4% tidak relevan, 5,5% sangat relevan, 0,3% sangat tidak releva. Dan sisanya 43,2% menjawab tidak tahu.
“Survei tentang penilaian kinerja Pemerintah Jokowi-JK tahun 2016 ini merupakan survei opini publik. Tingkat kepercayaan survei ini adalah 95% dengan Margin of error sebesar ± 2,2%. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka langsung dengan panduan kuesioner oleh peneliti dan surveyor.
Survei nasional Orkestra dilakukan rentang waktu 10 Oktober sampai 6 November 2016, melibatkan 1.200 responden dari 34 Provinsi di Indonesia dengan maksud menggali pendapat publik tentang kinerja Pemerintahan Jokowi-JK.
Laporan: Muhammad Hafidh