KedaiPena.Com- Pemerintah diminta menyiapkan berbagai langkah antisipatif dalam menghadapi ancaman resesi global. Pasalnya ancaman resesi yang perlu diwaspadai antara lain menurunnya permintaan ekspor produk jadi Indonesia dan kenaikan suku bunga di negara-negara maju yang menyebabkan aliran modal ke luar negeri.
“Pemerintah harus mengantisipasi ketidakpastian dan gejolak ekonomi dunia yang masih akan terus berlanjut hingga tahun depan. Ancaman resesi global terhadap Indonesia yang perlu diwaspadai,” kata Ketua DPR RI Puan Maharani seperti dikutip dpr.go.id, Rabu,(2/11/2022).
Tak hanya itu, kata Puan, imbas resesi ialah melambatnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya beban biaya usaha akibat depresiasi rupiah yang dipicu oleh tekanan pada kinerja transaksi finansial.
Pemerintah, kata Puan, perlu terus mencermati dinamika perekonomian global dan menyiapkan berbagai langkah antisipatif untuk menjaga ketahanan fiskal dan stabilitas perekonomian nasional.
“DPR meminta pemerintah agar terus mencermati dan menyiapkan langkah antisipasi atas berbagai faktor global dan nasional yang dapat memberikan tekanan kepada kemampuan keuangan negara dalam APBN dan kondisi perekonomian nasional,” ujarnya.
Situasi tersebut seiring terganggunya rantai pasok global sebagai dampak konflik Rusia-Ukraina yang telah menimbulkan guncangan hebat, terutama di sektor pangan dan energi yang pada akhirnya mengakselerasi laju inflasi.
Kendati demikian, Puan melanjutkan di tengah tingginya ketidakpastian dan tekanan ekonomi yang silih berganti, DPR RI mengapresiasi pemerintah dalam menjaga kinerja perekonomian Indonesia yang cukup baik dan tetap pada trajectory positif.
“Meskipun demikian, Pemerintah harus terus mencermati dinamika perekonomian global dan mempersiapkan berbagai langkah antisipatif untuk menjaga ketahanan fiskal dan stabilitas perekonomian nasional,” katanya.
Puan juga meminta Pemerintah memperhatikan beberapa permasalahan yang dihadapi rakyat. Permasalahan-permasalahan tersebut kerap dikeluhkan masyarakat kepada anggota dewan yang turun ke lapangan di masa reses.
“Antara lain kenaikan harga kebutuhan pokok, kenaikan harga bahan bakar minyak, pupuk subsidi untuk petani dan pungutan liar dalam pelayanan publik,” pungkas Puan.
Laporan: Muhammad Hafidh