KedaiPena.Com- Badan Usaha Milik Negara atau BUMN PT Semen Indonesia berencana menerbitkan saham baru kepada publik melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau Right Issue seiring upaya pemerintah untuk melakukan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang berasal dari pengalihan/inbreng saham Negara pada PT Semen Baturaja.
Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin menilai upaya privatisasi tersebut harus mampu menekan harga semen agar semakin terjangkau.
“Kinerja perusahaan harus semakin meningkat seiring langkah privatisasi ini. Dengan begitu, dampaknya bisa membuat harga semen bisa semakin terjangkau di masyarakat. Karena sekarang justru harga semen mulai naik pasca penyesuaian tarif BBM. Bahkan di Papua, harganya bisa sampai Rp650 ribu per karung dari yang semula sekitar Rp450 ribu,” ungkap Puteri dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XI DPR RI bersama Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dan PT Semen Indonesia, kemarin.
Puteri menyinggung persoalan kelebihan produksi atau oversupply semen dalam negeri yang seharusnya bisa membuat harga semen lebih terjangkau. Pasalnya,hasil audit Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang menyebut industri semen di Indonesia sudah surplus hingga 40 juta ton semen.
“Namun, yang terjadi harga semen justru mulai naik. Karenanya, dengan upaya privatisasi ini, seperti apa komitmen PT Semen Indonesia untuk memastikan harga semen bisa semakin terjangkau di masyarakat,” tegas Puteri.
Lebih lanjut, Puteri menekankan pentingnya penerapan strategi bisnis yang tepat agar PT Semen Indonesia tetap unggul di tengah berbagai tantangan industri semen tanah air. Termasuk mampu mengungguli persaingan dengan perusahaan semen swasta dan produk semen impor.
“Persoalannya tak hanya oversupply saja, tapi juga persaingan bisnis yang ketat baik domestik maupun global. Belum lagi harga batu bara yang mulai meningkat tentu berdampak pada biaya produksi.
Makanya, bagaimana PT Semen Indonesia memastikan agar bisnis semen ini tetap menarik. Kinerja ekspor juga harus ditingkatkan untuk perluas pasar dan atasi persaingan di pasar domestik. Sehingga, publik pun yakin dan tertarik untuk memesan Right Issue Upada PT Semen Indonesia,” urai Puteri.
Ketua Bidang Keuangan dan Pasar Modal DPP Partai Golkar tersebut juga berpesan kepada PT Semen Indonesia untuk segera hadirkan solusi jangka panjang, terutama berkaitan dengan bahan baku kertas kraft untuk kemasan semen yang masih impor dari Rusia yang mencapai sekitar Rp960 miliar setiap tahunnya.
Sementara itu ditempat sama, Direktur Utama PT Semen Indonesia Donny Arsal membenarkan bahwa perusahaan mengalami tantangan yang berat akibat harga batubara dan bahan bakar yang meningkat signifikan.
“Sehingga diperlukan kompensasi. Apakah itu kenaikan harga atau efisiensi. Sehingga masyarakat tidak dibebankan terlalu berat. Kalau tidak dilakukan penyesuaian harga, maka BUMN-nya yang akan merugi. Karena biaya yang naik sangat signifikan dibandingkan kemampuan perusahaan untuk melakukan efisiensi,” ujar Donny.
Namun, Donny mengungkapkan PT Semen Indonesia akan terus berusaha untuk menjual semen dengan harga yang kompetitif.
“Ini merupakan keharusan karena pemainnya ada 15. Harga kenaikan itu sebetulnya tidak seluruhnya dibebankan kepada konsumen. Sebagian dipikul oleh kami. Itu kenapa margin juga turun. Kami jaga perusahaan sebagai BUMN tidak mengalami kerugian,” pungkas Donny.
Laporan: Muhammad Hafidh