KedaiPena.Com – Ketua Divisi Ekonomi Kerakyatan DPD PSI Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Rahman Faisal mempertanyakan, kinerja dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel, yang dinilai buruk dalam mengontrol harga bahan baku di pasar jelang bulan ramadhan.
“Saat ini manajemen hulu dan hilir ada ketidakberesan. Alasannya adalah harga kedelai sulit dikontrol oleh Pemerintah. Artinya harga diserahkan ke pasar,” ujar Rahman, saat ditemui, Senin, (15/3/2021).
“Pengrajin tahu dan tempe di Pamulang ini, menjadi pemasok protein bagi masyarakat menengah bawah di Tangsel. Jangan sampai di kondisi sulit ini, perajin dan konsumen justru makin sulit hidupnya,” imbuhnya.
Ia pun mendesak, Pemkot Tangsel untuk segera turun ke para pengrajin tahu dan tempe. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui lebih jelas, serta memberikan solusi kepada para pengrajin tersebut.
“Tidak ada salahnya Pemkot Tangsel mencari tahu ke pemerintah pusat dan kementerian pertanian untuk menyampaikan keluhan perajin tempe agar segera ada solusi konkrit,” jelasnya.
“Pemerintah jangan hanya memberikan janji bahwa harga kedelai akan turun. Tapi realisasikan, bisa melalui subsidi subsidi, karena pengrajin ini masuk kedalam UMKM. Sehingga roda ekonomi dibawah juga bisa bergerak,” pungkasnya.
Sementara seorang pengrajin tahu dan tempe Tawas, Kecamatan Pamulang mengatakan, harga kedelai saat ini mencapai Rp10 ribu per kilogramnya.
“Sudah sejak akhir tahun menghadapi masalah (penjualan tahu dan tempe) karena kenaikan harga kedelai dari Rp6ribuan ke Rp9500. Saat ini harga kedelai Rp10ribu/kg. Pengrajin menjerit karena terhimpit mahalnya harga kedelai,” ujarnya.
“Karena sangat berat terasa untuk bisa tetap berproduksi, tidak sedikit cadangan dana yang tadinya untuk disimpan, kini banyak yang keluar lagi guna menutupi kebutuhan produksi,” katanya.
Tawas berharap, DPD PSI Kota Tangsel dapat mendorong keluhan para pengrajin tahu dan tempe kepada pemerintah. Sehingga, kata Tawas lagi, para pengrajin dapat meneruskan hidup dengan berjualan sumber protein nabati tersebut.
“PSI Tangsel rutin berkomunikasi dengan perajin Tempe di wilayah Kedaung, Pamulang. Di satu wilayah tersebut bisa ratusan orang terlibat dari distribusi kedelai, pembuatan tempe, pengiriman tempe dan pedagang eceran,” terangnya.
“Saya berharap PSI bisa mendorong keluhan para pengrajin tahu dan tempe. Di daerah Kedaung saja konsumsi kedelai bisa 15-20 ton/hari, sedangkan konsumsi kedelai di kelompoknya itu saat ini sehari mencapai 1,5 ton. Biar kami bisa terus mencukupi kebutuhan hidup kami,” tandasnya.
Laporan: Sulistaywan